Para Pria, Jadilah Pendoa!
Kejadian 18:16-33
Tetaplah berdoa.
- 1 Tesalonika 5:17
Kita sering mendengar pernyataan: Seorang istri atau ibu adalah tiang doa keluarga. Banyak kisah seorang ibu yang gigih berdoa, terutama saat dalam kondisi sulit. Ia tekun berlutut di hadapan Tuhan. Ini memang baik. Kita harus bersyukur untuk para ibu yang menjadi pendoa yang luar biasa. Hal ini sebetulnya juga berlaku pada pria. Seorang pria seharusnya memahami dirinya diminta untuk tekun berdoa bagi keluarga, gereja, masyarakat, bangsa, dll.
Alkitab mencatat Abraham sebagai seorang pria yang gigih berdoa. Ketika Tuhan akan meluluhlantahkan Sodom dan Gomora, Abraham mengajukan permohonan kepada Tuhan. Abraham sebenarnya merisikokan dirinya ketika bernegosiasi dengan Tuhan. Ia memberanikan diri untuk mengubah permohonannya sampai enam kali. Ia memohon berkali-kali, bukan sekali. Abraham berdoa supaya perubahan bisa terjadi.
Apa yang Tuhan lakukan terhadap permohonan Abraham? Tuhan memberikan kesempatan berulang kali kepada Abraham untuk bisa mengubah permohonannya. Perhatikan respons Tuhan selalu sama ketika Abraham mengajukan perubahan, “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang (sesuai jumlah yang dimintakan Abraham) itu.” Tuhan tidak marah, juga tidak menolaknya. Tuhan berulang kali menerimanya, bukan karena Abraham jago menawar atau melobi, tetapi karena Tuhan sangat bermurah hati mendengarkan doa Abraham. Bayangkan Allah yang Mahakuasa diajukan perubahan sampai berkali-kali, tetapi tetap memberikan kesempatan. Bukan angkanya yang penting tetapi proses bagaimana Abraham bergumul untuk mengenal Tuhan yang penuh kasih karunia. Tuhan tidak lelah atau bosan mendengar seruan doa kita yang terus-menerus memohon kepada-Nya. Kalau Abraham berkata, “Aku memberanikan diri berkata kepada Tuhan…” Kita juga seharusnya tanpa ragu berdoa dengan gigih kepada Tuhan, karena sudah ada Kristus yang menjadi perantara kita (Ibr. 7:25).
Sebagai pria, kita bisa gigih dalam banyak hal. Misalnya, di dalam pekerjaan, seperti merintis usaha, negosiasi dengan klien, dll. Namun, apakah kita juga segigih itu di dalam berdoa kepada Tuhan? Tuhan mau setiap pria tekun berlutut di hadapan Tuhan. Apalagi di hari ayah ini, mari para suami/ayah, jangan jemu-jemu berdoa. Berdoalah untuk keluarga Anda yang belum percaya. Berdoalah untuk pertumbuhan gereja dan rekan-rekan pelayanan Anda. Berdoa bukan supaya kehendak kita jadi, melainkan memahami kehendak Tuhan yang terbaik di dalam hidup. Jadilah pria Kristen yang senantiasa berdoa.
Refleksi Diri:
- Mengapa seorang pria Kristen harus menjadi pendoa yang tekun di dalam keluarganya?
- Apa komitmen Anda (khususnya para pria) untuk mempraktikkan kehidupan doa yang tekun?