Pengorbanan seorang ibu
Kejadian 27:1-17
Tetapi ibunya berkata kepadanya: “Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu.”
- Kejadian 27:13
Suatu ketika, saya dan istri makan di sebuah restoran khas masakan Tasikmalaya. Istri saya kemudian berkata, “Ah, sayang yah cici tidak ikut makan, padahal makanan ini kesukaannya.” Inilah salah satu ciri kasih seorang ibu. Ia selalu memikirkan anak-anaknya pada saat mengalami sukacita.
Ribka pun sebagai seorang ibu berbuat demikian. Ia ingin memberikan yang terbaik buat anaknya, yaitu Yakub. Walaupun di dalam hidup berkeluarga Ishak dan Ribka terjadi pilih kasih, yaitu Ishak dekat dengan Esau, sedangkan Ribka dengan Yakub, tetap saja seorang ibu selalu memikirkan anaknya walaupun ada risiko harus ditanggungnya. Ketika Yakub takut ketahuan menipu oleh sang ayah, Ribka pun menjawab, “Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku.”
Kita harus bersyukur memiliki seorang ibu yang selalu memikirkan kita. Sedangkan kita sebagai anak-anaknya, belum tentu selalu memikirkan ibu kita. Sepatutnya kita harus bersyukur atas kepedulian ibu yang selalu memperhatikan anaknya lebih daripada dirinya sendiri. Padahal kita, cenderung memikirkan diri kita sendiri dalam mengurus keluarga.
Mungkin kita ingat cerita lelucon berikut. Seorang ibu mendapat kado ulang tahun, yaitu masakan kepala ikan dari suami dan anak-anaknya. Ketika sang ibu melihat kepala ikan sebagai hadiahnya, ia terkejut dan menangis. Sang suami dan anak-anaknya pun terkejut dan tidak menyangka kalau istri dan mama yang mereka kasihi menangis mendapatkan kado tersebut. Bukankah itu makanan kesukaan mamanya? Mereka pun bertanya kepada sang ibu. Lalu ia menjawab, “Aku makan kepala ikan bukan karena sangat menyukainya, tetapi karena aku ingin memberikan daging ikan kepada kalian semua, suami dan anak-anakku yang kukasihi.”
Oh, barulah suami dan anak-anaknya mengerti betapa besar pengorbanan sang ibu bagi mereka.
Saudaraku, jangan melupakan pengorbanan seorang ibu dan kasih sayang-nya yang melimpah di dalam hidup kita. Ibu rela menderita dan mengalami kesusahan supaya kita tetap bahagia. Benar peribahasa yang mengatakan: kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Ya, kasih ibu tidak pernah ada habisnya. Ayo, kasihilah ibu Anda dengan sepenuh hati.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sudah mengasihi ibu Anda dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati?
- Apa yang Anda ingin lakukan di Hari Ibu ini, sebagai tanda balas jasa Anda kepada ibu?