Penjaga Israel
Yehezkiel 3:4-21
Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.
- Galatia 6:1
Seorang pemudi pernah bertanya kepada saya, “Mengapa Tuhan harus mengutus Nabi Yehezkiel berbicara kepada bangsa Israel yang tidak akan mendengarkannya?” Ini sebuah pertanyaan menarik bagi kita yang hidup di zaman yang mengedepankan efektifitas dan efisiensi. Jika Tuhan tahu bahwa usaha Yehezkiel akan sia-sia, mengapa Dia harus repot-repot mengutus hamba-Nya? Mengapa tidak menyuruh melakukan sesuatu yang pasti berguna dan berhasil saja?
Panggilan Tuhan kepada Yehezkiel tidak dapat diukur dari hasil pemberitaannya, melainkan dari kesetiaannya. Yehezkiel dipanggil oleh Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya kepada orang Israel. Tuhan sudah menyampaikan bahwa Yehezkiel akan mengalami kesusahan dan kemungkinan besar penolakan karena bangsanya adalah bangsa yang berkepala batu dan bertegar hati. Bahkan, Tuhan juga mengatakan bahwa jika Yehezkiel diutus kepada bangsa lain, mereka akan mendengarkannya. Namun, Tuhan tetap mengutus Yehezkiel kepada bangsa Israel untuk menjadi penjaga kaum Israel (ay. 16-17). Panggilan Tuhan terhadap Yehezkiel terlihat jelas berbicara mengenai ketaatan, lebih daripada hasil pertobatan dari pelayanannya. Mengapa demikian?
Tuhan menunjukkan kasih-Nya dengan mengutus Yehezkiel untuk menjaga umat-Nya. Bangsa Israel waktu itu sedang mengalami penghukuman atas dosa-dosa mereka dengan dibuang ke tanah Babel. Pembuangan ini membuat mereka merasa ditinggalkan oleh Tuhan sehingga sangat mungkin mereka hidup semaunya sendiri. Tuhan yang memegang setia perjanjian-Nya tidak menghendaki mereka hidup demikian. Pembuangan bukan berarti ditelantarkan, melainkan sedang dididik.
Kasih Tuhan juga secara sempurna ditunjukkan ketika Dia mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia berdosa (Yoh. 3:16- 18). Manusia berdosa yang terasing dari hadapan Tuhan disapa kembali oleh kasih-Nya secara nyata melalui kehadiran Yesus. Melalui diri Yesus kita dapat belajar mengasihi seperti Allah, salah satunya dengan menjadi penjaga sesama dari dosa. Janganlah fokus terhadap hasil: apakah sesama kita bertobat atau tidak? Tuhan memanggil kita untuk belajar taat dengan menunjukkan kasih kepada sesama sebagai penjaga mereka dari dosa.
Refleksi Diri:
- Mengapa menjaga sesama dari dosa merupakan salah satu tindakan kasih yang Tuhan kehendaki?
- Bagaimana menjaga diri dan sesama dari dosa?