Peragu menjadi pengaku
Yohanes 20:19-29
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.
- Yohanes 20:29b
“Kami beri bukti bukan janji” adalah slogan salah satu partai pada Pemilu 2014. Maksudnya jelas, bukti itulah yang paling penting. Adalah wajar bahwa setiap orang ingin melihat sendiri bukti, tidak hanya omongan atau pendapat orang lain apalagi menyangkut sesuatu yang tidak biasa.
Tomas, salah seorang murid Yesus pun bersikap sama. Sebenarnya, tidak ada yang luar biasa pada sikap Tomas. Ia meragukan kebangkitan Yesus karena peristiwa itu kejadian luar biasa. Tomas tentu pernah menyaksikan Yesus membangkitkan orang mati, tetapi ini berbeda. Yesus bangkit sendiri dari kuburnya. Belum pernah terjadi dalam sejarah sebelumnya. Kasihan Tomas, sering dicap sebagai peragu, rasionalis atau label negatif lainnya. Jika Anda adalah Tomas yang sebelumnya belum berjumpa dengan Yesus yang bangkit, tetapi hanya mendengar dari murid-murid lain, bagaimana reaksi Anda? Apakah yang Anda akan katakan kepada murid-murid lain? Anda yakin akan lebih baik daripada Tomas?
Yesus tidak menyalahkan Tomas atas sikapnya itu. Satu kata pun tidak terucap kata teguran. Sebaliknya, Yesus memberikan bukti yang ia minta. Tak jelas apakah Tomas benar-benar mencucukkan jarinya ke bekas luka Yesus, tetapi jika Anda menjadi Tomas, bagaimana respons Anda atas perkataan Yesus tersebut? Apakah Anda masih tetap ragu? Dalam kasus Tomas, ia langsung berseru mengaku, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Jika Anda adalah Tomas, ucapan apa yang akan keluar dari mulut Anda?
Tiap orang pernah ragu, juga kepada Tuhan. Ragu akan kebaikan-Nya, rancangan-Nya, tindakan-Nya, dan sebagainya. Ragu tak harus berarti belagu. Ragu adalah tanda ingin tahu. Namun, ragu jangan tinggal ragu. Ragu jangan dibiarkan berlalu. Peragu harus bergerak maju. Peragu harus bertumbuh menjadi percaya dan patuh. Dari peragu menjadi pengaku.
Mari kita semua yang sudah percaya dan mengaku sebagai murid Tuhan Yesus, hendaklah buang keraguan akan kuat kuasa Yesus atas kehidupan Anda. Milikilah iman percaya bahwa melalui kebangkitan-Nya, kita dimampukan untuk maju bergerak menatap masa depan yang penuh harapan. Asal Anda percaya dan patuh akan perintah-Nya.
Refleksi Diri:
- Hal apa yang sering membuat Anda ragu akan kekuasaan dan kepedulian Allah akan hidup Anda?
- Coba Anda ingat kembali kebaikan dan kepedulian Tuhan Yesus yang pernah Anda alami. Apakah sekarang keraguan Anda berkurang? Kenapa?