Perjuangan di Ambang Batas
2 Korintus 12:1-10
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
-2 Korintus 12:9
Paulus menderita karena kesakitannya, sampai-sampai ia menyebut sakit itu sebagai utusan Iblis (ay. 7). Ini kondisi yang membuat Paulus hampir menyerah, tapi ia tak berhenti berjuang dan memohon tiga kali kepada Tuhan untuk mengangkat pencobaan tersebut.
Paulus jelas berada di ambang batas kekuatannya tapi Tuhan tidak mengangkat kesakitan penderitaannya. Ia hampir mencapai puncak kelemahannya tapi tetap bergelora berharap Tuhan tak pernah jauh. Tuhan berkata ketika kita berada di ambang batas kelemahan justru saat itulah kuasa Tuhan akan terasa sempurna dalam hidup kita.
Tampaknya memang kadang-kadang kita harus sampai pada akhir dari diri kita sendiri sebelum dapat melihat sepenuhnya kepada Tuhan. Acap kali kita meyakinkan diri sendiri untuk berdoa dengan sungguh, Tuhan akan mengangkat penderitaan kita tapi kenyataannya selalu ada cerita dari segala derita yang tiada akhir. Hanya ketika kita di ambang batas kekuatan, kuasa Yesus menjadi sempurna. Di dalam Dia ada segala kepenuhan. Yesus adalah kekuatan bagi jiwa dan tubuh.
Saudaraku, kadang tawa hanya sekadar numpang lewat, memberi sedikit kesan manis bagi hati yang lara penuh perjuangan. Perjuangan serasa tak kunjung selesai. Kita bisa melupakan orang yang menyakiti kita pun adalah perjuangan. Hanya kita yang bisa merasakan. Mereka di luar sana, tidak tahu.
Wahai geloraku, jangan tenggelamkan rasa cintaku pada perjuangan ini.
Sematkan dalam ingatanmu, pandangan optimis penuh harapan.
Seperti menatap indahnya langit biru, penuh cahaya, menghangatkan hati.
Berjuanglah menapaki hidup yang akrab dengan kesulitan.
Perjuangan adalah kebahagiaan.
Sampai kita mendapat kuasa, kekuatan, dan kelegaan seperti yang Yesus janjikan.
Atau sudah lelahkah engkau berjuang?
Salam perjuangan.
Refleksi Diri:
- Pernahkah Anda berada di ambang batas kekuatan saat mengalami permasalahan hidup? Apa yang Anda lakukan saat itu?
- Apakah pada akhirnya Anda merasakan kuasa Tuhan nan sempurna saat dalam kondisi tersebut?