Perkenanan Tuan
Pengkhotbah 2:26
Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.
- Amsal 15:16
Ayat yang Anda baca hari ini mungkin membuat Anda kaget, “Apa artinya? Apakah berarti Tuhan akan merampas hasil kerja keras orang-orang tidak percaya, kemudian memberikannya kepada orang percaya?” Jika dibaca secara literal, memang seolah Pengkhotbah mengatakan demikian. Namun kenyataannya, jarang sekali terjadi di dalam kehidupan orang percaya seperti apa yang terjadi di Keluaran 12:35-36, dimana orang-orang Mesir memberikan harta bendanya kepada orang Israel. Ayat ini memang tidak tepat jika ditafsirkan secara literal. Sekarang, bagaimana memaknai ayat ini?
Di renungan kemarin, kita telah melihat bahwa dapat menikmati apa yang kita miliki, meskipun sedikit, adalah suatu berkat. Jadi, mengapa seseorang tidak bisa menikmati apa yang Tuhan berikan? Jawabannya tertulis pada ayat ini, tidak lain dan tidak bukan adalah dosa! Ingat: “makan tetapi tidak kenyang”, dengan kata lain tidak dapat menikmati berkat Tuhan adalah hukuman Tuhan!
Membuat kita merasa tidak sejahtera dalam menikmati berkat-berkat-Nya adalah salah satu cara Tuhan untuk menyadarkan kita akan dosa yang telah dilakukan. Jika Anda sudah meminta agar Tuhan memberikan kenikmatan untuk mensyukuri setiap berkat-Nya, tetapi tak kunjung merasakan hal tersebut, malah sebaliknya makin dipenuhi kecemasan dan frustrasi, mungkin ini adalah pesan Tuhan bahwa Dia tidak berkenan dengan apa yang Anda lakukan, baik di dalam pekerjaan, relasi keluarga, pelayanan, maupun aspek-aspek hidup Anda yang lain.
Anda tentu pernah mendengar ilustrasi tentang seorang mandor yang berada di tingkat atas gedung yang tengah dalam pembangunan. Sang mandor ketinggalan barangnya di lantai bawah. Ia lalu berteriak memanggil tukang yang ada di bawah untuk mengantarkan barang tersebut kepadanya. Karena suara teriakannya tidak terdengar, ia akhirnya menjatuhkan sekeping uang dengan harapan si tukang tersebut menengadah ke atas dan melihatnya. Si tukang gembira menerima uang, tetapi tidak menengadah. Akhirnya, ketika mandor menjatuhkan sebuah kerikil yang mengenai kepalanya, baru si tukang menengadah ke atas.
Inilah cara Tuhan bekerja kepada manusia. Sering kali berkat-berkat-Nya tidak membuat kita sadar akan dosa-dosa yang dilakukan. Kerikil berupa rasa tidak tenteram/ sejahtera yang Dia pakai untuk menyadarkan kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah/sedang merasa tidak sejahtera sehingga tidak bisa mensyukuri berkat Tuhan? Jika iya, apa penyebabnya?
- Apakah ada hal-hal yang Anda lakukan di dalam menjalani hidup, yang Anda sadar bahwa Tuhan tidak berkenan atasnya?