Pertumbuhan Menuju Kedewasan Rohani
1 Korintus 3:1-9
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan kamu hidup secara manusiawi?
- 1 Korintus 3:3
Lisa Chan isteri dari pengkhotbah ternama Francis Chan berkata, “Persoalan orang Kristen adalah banyak orang Kristen lupa bahwa setelah momen keselamatan, datanglah pengudusan (proses menjadi kudus) yang berlangsung
seumur hidup.” Percaya Tuhan Yesus adalah langkah awal seseorang menjadi dewasa di dalam Kristus. Dari tahap awal ini, pertumbuhan menuju kedewasaan kerohanian kemudian berlangsung. Pertumbuhan rohani lahir dari sebuah proses yang diusahakan dalam pertolongan Roh Kudus. Namun sayangnya, ada orang Kristen yang kerohaniannya tidak bertumbuh, meskipun umur kekristenannya sudah tua.
Kondisi ini terjadi juga di jemaat Korintus. Rasul Paulus membandingkan sejak kedatangannya ke Korintus sampai saat ia menulis surat Korintus, tidak ada perubahan berarti dari kerohanian jemaat. Padahal menurut catatan sejarah, ada jarak waktu sekitar lima tahun. Ini ironis, Paulus tidak melihat perkembangan kerohanian sekalipun jemaat sudah lima tahun lebih menjadi orang Kristen.
Kedewasaan rohani harus ditandai dengan adanya perkembangan dan pertumbuhan rohani. Indikatornya kalau lima tahun yang lalu minum susu, maka lima tahun kemudian haruslah makan makanan keras. Ini bukan berarti susu adalah pengajaran yang cetek, sedangkan makanan keras adalah pengajaran yang sulit, melainkan masalah apa yang dipeributkan jemaat masih sama-sama saja. Masih seperti kanak-kanak, tidak ada kematangan, tak ada perubahan berarti dalam karakter.
Yang pertama dicek dari kedewasaan rohani seseorang adalah apakah kita semakin bertumbuh serupa Kristus? Kita harus sungguh-sungguh introspeksi diri di hadapan Tuhan. Mari bandingkan, bagaimana hidup Anda di lima tahun terakhir setelah mengikut Yesus? Apakah sikap beribadah Anda lebih baik dibanding lima tahun sebelumnya? Apakah motivasi Anda dalam melayani lebih murni? Apakah Anda selalu menghadapi konflik dengan kemarahan? Apakah lebih percaya kepada Tuhan atau takhayul?
Jangan menganggap remeh ketidakdewasaan kerohanian karena itu tidak normal. Kalau ada hal yang tidak baik di hadapan Tuhan jangan dipertahankan, melainkan berubahlah. Mari terus bertumbuh setiap hari. Buka hati untuk selalu dibentuk oleh kebenaran firman Tuhan. Bukan tua umur kekristenan yang Tuhan Yesus inginkan, tetapi dewasa rohani yang Dia kehendaki.
Refleksi Diri:
- Mengapa seseorang bisa terhambat pertumbuhan kerohaniannya?
- Apa tekad Anda untuk dapat hidup bertumbuh dalam kerohanian?