Pohon Anggur Yang Tak Berguna
Yehezkiel 15:1-8
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
- Yohanes 15:5.
Pengusaha pohon anggur dan pohon anggur adalah metafora yang digunakan Tuhan untuk menggambarkan relasi-Nya dengan bangsa Israel. Sebuah relasi yang penuh kasih dan harapan dari Tuhan bagi umat-Nya, seperti yang digambarkan oleh Nabi Yesaya (Yes. 5:1-2). Sayangnya, bukan buah manis yang dihasilkan oleh bangsa Israel, melainkan buah asam hasil pemberontakan mereka terhadap Tuhan. Apa yang akan dilakukan Tuhan kepada pohon anggur yang asam?
Tuhan akan menghukum pohon anggur untuk menunjukkan keseriusan sikap Tuhan terhadap bangsa yang berubah tidak setia kepada-Nya. Bagian Alkitab yang kita baca menunjukkan bagaimana bangsa Israel tidak berfungsi seperti yang Tuhan kehendaki. Janji Tuhan kepada Abraham adalah keturunannya akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain jika bangsa Israel taat dengan Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Bangsa Israel yang berubah tidak setia, membuat mereka tidak berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Mereka gagal menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Kondisi bangsa Israel mengharuskan Tuhan untuk menghukum mereka dengan membiarkan kota Yerusalem menjadi sunyi sepi. Gambarannya adalah pengusaha pohon anggur memotong carang yang tidak berbuah lalu melemparkannya ke dalam api, seperti yang Tuhan Yesus umpamakan (Yoh. 15:1-2). Pohon anggur yang tidak menghasilkan buah tidak berbeda dengan kayu-kayu lainnya yang digunakan sebagai kayu bakar, demikianlah kondisi bangsa Israel pada zaman Yerusalem. Sungguh ironis, mengingat visi Tuhan bagi bangsa Israel, yaitu menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di bumi.
Visi Tuhan terhadap bangsa Israel terpenuhi ketika Sang Pokok Anggur yang benar, yaitu Tuhan Yesus, datang ke dalam dunia. Yesus, Israel sejati, keturunan dari Abraham yang memenuhi janji Tuhan menjadi berkat bagi seluruh bumi (lih. Kej. 22:18). Anugerah yang Yesus berikan bagi orang yang percaya kepada-Nya bukan hanya keselamatan, tetapi kehidupan yang berbuah yang dapat menjadi berkat bagi orang-orang (Yoh. 15:5). Ini hanya dapat terjadi jika orang tersebut menerima Yesus, berada di dalam-Nya dengan menjaga hubungan pribadi dengan-Nya, dan menaati firman-Nya. Maukah Anda menjadi berkat bagi
sesama? Tinggallah di dalam Pokok Anggur yang benar karena di luar-Nya kita tidak dapat menghasilkan buah.
Refleksi Diri:
- Bagaimana kehidupan yang disebut “kehidupan yang menghasilkan buah”?
- Bagaimana Anda menggambarkan kehidupan Anda sekarang? Apakah seperti pohon anggur yang tak berguna atau carang yang di dalam Pokok Anggur yang benar?