Predestinasi Dan Konsekuensi Dosa
Amos 3:1-2
Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.
- Amos 3:2
Ahhh… Predestinasi… Doktrin indah yang sering didengungkan di gereja-gereja Reformed. Kita adalah umat pilihan Tuhan. Kita adalah orang-orang yang dikasihi-Nya. Baiklah. Coba Anda perhatikan bagian yang kita baca, “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi…” Kata “kenal” dalam bahasa Ibrani memiliki banyak arti, antara lain mengetahui, memiliki relasi, dan memilih. Dalam ayat ini, makna yang paling tepat adalah memilih. Orang-orang Israel (dan Yehuda) adalah umat yang Tuhan pilih sendiri.
Sekarang, baca lanjutan ayat tersebut. “… sebab itu Aku akan…” memberi kamu kelonggaran hukuman? Meniadakan konsekuensi dosa-dosamu? Tetap memberkatimu di dalam usahamu yang jahat? Tidak! Lanjutan ayat itu adalah “… menghukum kamu karena segala kesalahanmu.” Lalu kita mengernyitkan dahi. “Tunggu! Bukankah sebagai umat pilihan, hukuman dari dosa kita telah ditanggung Tuhan Yesus di kayu salib?” Tentu saja itu benar! Namun, fakta bahwa dosa kita telah dihapus tidak berarti kita tidak akan menuai konsekuensi dari dosa kita. Jika ada gadis yang sengaja melakukan hubungan seks di luar nikah, ia tidak akan menerima hukuman kekal karena dosanya telah lunas dibayar. Namun, apakah ini berarti kandungannya kempes? Tentu tidak.
Dalam hal konsekuensi dosa, kita sebagai orang pilihan tidak ada bedanya dengan orang tidak percaya (bahkan, seperti yang kita pelajari kemarin, mungkin konsekuensi yang kita tanggung akan lebih besar). Namun, perbedaannya adalah pertama, kita tidak lagi berada di bawah hukuman kekal. Kedua, sebagai orang pilihan, Tuhan menjaga iman kita sehingga tidak peduli seberapa pun besarnya dosa kita, maupun seberapa menderitanya kita karena konsekuensi dosa yang kita tanggung, kita tidak akan ditinggalkan oleh Tuhan. Kalau pun ada masa seperti itu, Tuhan akan menarik kita kembali kepada-Nya. Jangan menyalah-artikan doktrin predestinasi. Hukum tabur tuai tetap akan berlaku meski kita berada dalam zaman anugerah. Ini bukan kata saya. Ini kata Paulus (Gal. 6:7).
Refleksi diri:
- Sebagai umat pilihan Allah, apakah ada dosa-dosa atau kelemahan-kelemahan pribadi yang masih belum Anda lepaskan?
- Apa komitmen yang ingin Anda ambil untuk menghindarkan konsekuensi dari dosa?