Pujian Dan Pengharapan
Mazmur 108
Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan.
- Mazmur 108:4-5
Apakah Anda pernah memuji Tuhan? Saya yakin pernah, minimal waktu beribadah di hari Minggu. Namun perhatikan, kapan pemazmur memuji Tuhan? Mazmur 108 adalah pujian yang lahir bukan di saat-saat tenang, melainkan saat-saat sulit. Bagian pertama Mazmur 108, yaitu ayat 2-6 adalah bagian akhir dari Mazmur 57. Daud saat itu sedang dalam situasi krisis. Ia sedang bersembunyi karena diburu Saul yang berusaha membunuhnya. Perasaannya pasti penuh ketakutan dan kengerian. Namun, Daud sampai di satu titik kesimpulan bahwa bukan situasi yang menentukan ia akan memuji Tuhan atau tidak, melainkan ketika ia memandang siapa Allah di dalam hidupnya. Daud berkata, “Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.” Hatinya siap, teguh untuk memuji Tuhan.
Mazmur 108 juga bukan hanya Mazmur yang menyatakan pujian kepada Tuhan, tetapi juga pernyataan iman kepada-Nya di saat-saat yang sulit. Ayat 7-14 adalah bagian akhir dari Mazmur 60, yang ditulis di tengah situasi penuh ketegangan dan bahaya, saat Daud berperang dengan orang Edom. Di saat-saat genting tersebut, Daud menyatakan iman dan pengharapannya kepada Tuhan. Daud pergi berperang bukan didasarkan atas pengalaman atau pasukannya, tetapi memercayakan sepenuhnya kemenangannya dengan bersandar kepada Tuhan. Bagi Daud, Tuhan adalah satu-satunya penolongnya, bukan salah satunya.
Tuhan Yesus telah berkarya menunjukkan kasih setia-Nya di dalam hidup kita. Dia menjamin bahwa sepanjang perjalanan hidup, kita akan dijaga oleh kasih setia-Nya. Dengan dasar itu kita bisa berkata, “Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur,” walaupun masalah dalam hidup datang silih berganti. Selalu ada alasan untuk kita bisa memuji dan memuliakan-Nya, serta memiliki pengharapan atas pertolongan-Nya.
Apakah hidup Anda sedang terjepit dengan permasalahan, semuanya serba buntu, tidak ada orang yang bisa menolong Anda? Satu-satunya penolong sejati hanyalah Tuhan. Teman atau saudara kita mungkin bisa menolong, tetapi kemampuannya sangat terbatas. Ingatlah bagaimana saat hidup kita dalam keberdosaan telah ditolong oleh Tuhan Yesus, satu-satunya Pribadi yang mampu, tidak ada yang lain. Marilah tetap memuji Tuhan dalam segala situasi dan terus menaruh pengharapan kepada-Nya.
Refleksi Diri:
- Apa alasan utama Anda dapat memuji Tuhan sekalipun dalam situasi sulit?
- Apakah Anda sudah beriman sepenuhnya kepada Yesus sehingga memiliki pengharapan atas pertolongan-Nya?