Raja Di Tengah Medan Perang
Zakharia 6:9-15
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
- 1 Korintus 15:57
Beberapa hari sebelumnya, kita telah membahas nubuatan mengenai Mesias sebagai Imam Besar. Bagian ini melanjutkan bahwa tidak hanya Sang Mesias adalah Imam Besar, tetapi juga Raja. Itulah sebabnya Yosua yang adalah seorang imam besar diberi mahkota bak raja dan disebut Tunas, merujuk kepada tunas adil bagi Daud (Yer. 23:5). Ia menggambarkan Mesias yang adalah Imam sekaligus Raja. Dalam bahasa aslinya frasa “di sebelah kanannya akan ada” pada ayat 13b tidak ada dan lebih tepat diterjemahkan, “dan Ia akan menjadi Imam di atas takhta-Nya (and He shall be a priest upon His throne)”.
Pertanyaannya: mengapa Tuhan Yesus harus menjadi Raja kita? Tentu saja karena kita memerlukan pemimpin yang memerintah kita. Namun, jawaban ini kurang lengkap. Pada zaman Perjanjian Lama, raja Israel memiliki sebuah keunikan. Di kerajaan-kerajaan lain, raja harus selalu dilindungi nyawanya bahkan dijauhkan dari perang. Mereka dilindungi oleh rakyatnya yang bertaruh nyawa untuk mereka. Sebaliknya, raja Israel harus maju ke dalam medan perang, mempertaruhkan nyawa untuk melindungi rakyatnya. Itulah sebabnya sangat ditekankan bahwa dosa Daud berzinah dengan Batsyeba terjadi ketika ia tidak ikut prajuritnya berperang (2Sam. 11:1-2).
Kita memerlukan imam karena kita berdosa, sebab imam-lah yang mengurusi hubungan umat dengan Tuhan. Namun, kita juga memerlukan raja untuk merenggut kita dari Iblis dan berperang melindungi kita! Di dalam Tuhan Yesus, kita memiliki Imam Besar sekaligus Raja. Kapankah Yesus berperang untuk merebut kita dari Iblis? Tentu saja ketika Dia mati di kayu salib.
Sayang sekali, kadang aspek ini kurang ditekankan. Penyaliban Tuhan Yesus dilihat sebagai pengorbanan-Nya menanggung hukuman dosa kita. Ini benar. Namun ingat, salib adalah juga momen kemenangan-Nya atas maut dan Iblis untuk menyelamatkan kita. Karena itulah Jumat Agung disebut Good Friday (Jumat Baik) dalam bahasa Inggris.
Kita mungkin memiliki ketakutan pada kematian dan juga hal-hal gaib seperti hantu dan lain sebagainya yang pada intinya adalah setan-setan. Selalu ingat, Tuhan Yesus telah menang atas semua ini. Tidak perlu lagi kita hidup dalam ketakutan
Refleksi Diri:
- Apakah Anda takut akan hal-hal yang berkaitan dengan maut dan Iblis, misalnya, takut berada di kuburan, takut masuk ke sebuah bagian dari rumah atau tempat-tempat tertentu karena “ada setannya”, dsb.?
- Bagaimana firman bahwa Tuhan Yesus adalah Raja yang melindungi Anda membantu Anda mengatasi ketakutan-ketakutan tersebut?