Refleksi salib (1)
1 Petrus 2:1-10
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
- 2 Korintus 5:21
Sebagian besar orang Kristen biasanya punya dan familier dengan simbol salib. Entah dipakai sebagai aksesoris tubuh, wallpaper handphone atau hiasan dinding rumah. Hari ini, kita coba melihat kembali makna salib dan merefleksikan apa arti sebenarnya salib bagi setiap kita?
Ada orang yang iseng berkata, “Enak dong jadi orang Kristen, sudah pasti selamat. Sekarang bebas berbuat dosa lagi. Khan pasti diampuni!” Bukanlah seperti itu. Kita perlu paham harga dan makna Salib. Salib menunjukkan betapa buruknya dosa manusia. Tuhan Yesus yang sebelumnya dielu-elukan, berkorban jadi bahan olok-olokan banyak orang. Dia diludahi, dihajar habis-habisan, disesah, sampai harus dipaku, lalu disalibkan. Menjijikkan, kotor, tidak dipandang sama sekali, tubuh-Nya hancur luluh. Itulah akibat dosa manusia. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2Kor.5:21).
Yesus disalib karena menanggung dosa manusia yang sangat kotor. Karya penebusan ini tidak bisa diselesaikan oleh siapa pun yang pernah/akan lahir di muka bumi ini, kecuali oleh Yesus sendiri. Sepatutnya kita merenungkan beberapa pertanyaan berikut ini: Apa arti Salib buat Anda? Apakah Anda percaya kepada Tuhan Yesus tapi di waktu yang sama Anda terus-menerus melakukan dosa yang sama? Apa perasaan Anda ketika melakukan dosa? Biasa saja? “Yah orang lain juga melakukannya” atau “Ahhh.. hanya dosa kecil.” Tidak ada dosa yang Tuhan anggap sepele, dosa adalah dosa. Semua dosa dipandang serius di hadapan Tuhan karena bayarannya sangat mahal. Jika seorang Kristen memandang enteng dosa-dosa yang dilakukannya maka ia tidak menghargai penebusan Yesus.
Di sisi lain, kita bisa tenang dan bersyukur karena dosa kita sudah diselesaikan. Orang Kristen yang sejati tidak bisa terus-menerus hidup di dalam dosa, meskipun itu dosa kecil, sepele, umum, dosa putih, apa pun istilahnya. Ia tidak akan betah hidup dalam kubangan dosa. Mari saudaraku, mulai tinggalkan kebiasaan dosa-dosa kita karena kita ini bukan budak dosa lagi.
Refleksi Diri:
- Apakah ada dosa kecil atau sepele di hadapan Tuhan yang belum Anda bereskan?
- Apa dosa yang seringkali membuat Anda jatuh di dalamnya? Sudahkah Anda mengakui dan mohon pengampunan-Nya?