Respons Atas Berkat Tuhan
1 Samuel 1
Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN. 1 Samuel 1:28
Inilah yang dilakukan oleh seorang ibu bernama Hana, setelah Tuhan mengingat dirinya dan mengabulkan permintaannya. Hana mengucap syukur atas berkat-berkat-Nya. Itu dicerminkan oleh pemberian nama putranya, Samuel (ay. 20). Samuel berarti pemberian Allah. Sebagai persembahan syukur Hana, anak pertamanya ini dipersembahkan untuk melayani Tuhan seturut kehendak-Nya (ay. 28). Inilah persembahan yang berkenan kepada Tuhan: “seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Hana mempersembahkan jiwa bagi Tuhan dimulai dari anaknya sendiri. Itu responnya atas berkat anugerah yang Tuhan sudah limpahkan selama ini di dalam hidupnya.
Setelah bertahun-tahun lebih sibuk mengerjakan administrasi dan operasional pelayanan, Tuhan akhirnya mengaruniakan hal indah di dalam hidup saya. Saya punya banyak waktu berjumpa dengan pribadi lepas pribadi yang perlu mengenal Kristus; perlu mengalami pembebasan dari kuasa setan, penghiburan, kekuatan, dan pertolongan dari Tuhan. Mereka sering membalas dengan senyuman dan hati saya pun bergelora. Karena memang jiwa itu jauh lebih penting untuk disapa secara pribadi maupun berkelompok, ketimbang program-program yang belum sungguh digumulkan di hadapan Tuhan.
Semula saya merasa susah hati, kenapa Tuhan izinkan saya punya banyak waktu luang? Namun sekarang saya sangat mensyukurinya dan tidak ingin kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. Inilah tahun dimana saya bisa menjalani hidup mirip ketika di Tiongkok, mencari jiwa bagi Yesus dan memohon berkat melimpah untuk disalurkan kepada mereka yang sungguh membutuhkan. Sungguh sukacita ketika sadar bahwa semua yang terjadi adalah kesempatan dari Tuhan.
Saudaraku, saya ingin mengajak Anda untuk menghitung berkat Tuhan. Bila kita belajar mengucap syukur atas berkat-berkat yang kita terima dari Tuhan selama ini, seperti yang dilakukan Hana, kita akan malu sendiri. Mengapa? Karena kita kurang memuji dan kurang mensyukuri Dia. Kita cenderung mudah bersungut dan meragukan kebaikan Allah. Saat topan keras melanda hidup, saat putus asa dan letih lesu, hitunglah berkat Tuhan satu per satu. Niscaya Anda ‘kan kagum oleh kasih-Nya!
Salam menghitung berkat.
SELALU ADA ALASAN UNTUK MENGUCAP SYUKUR ATAS BERKAT-BERKAT YANG TUHAN YESUS TELAH LIMPAHKAN KEPADA ANDA.