Risiko tidak ditanggung sendiri
1 Tawarikh 21:1-16
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
- Matius 18:7
Ada ungkapan yang populer di masyarakat: risiko ditanggung sendiri. Ungkapan ini menyampaikan pesan bahwa apa yang seseorang perbuat, dialah yang harus menanggung akibatnya. Namun, tidak semua risiko ditanggung sendiri. Ada banyak perbuatan yang risikonya justru ditanggung orang lain. Inilah yang terjadi dalam kisah Daud menghitung orang Israel. Sensus. Tujuannya untuk menghitung kekuatan militernya. Selain itu, mungkin pula tujuannya untuk penghitungan pengenaan pajak.
Akan tetapi hal itu jahat di mata Tuhan (1Taw. 21:7). Tindakan tersebut menunjukkan kesombongan Daud. Ia tergoda untuk mengandalkan kekuatan militernya daripada Tuhan. Daud lebih percaya akan kekuatan dirinya daripada Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan mendatangkan hukuman yang menewaskan puluhan ribu orang Israel. Daud sendiri tidak menanggung akibat apa-apa.
Banyak orang berpikir dosa pribadi adalah urusan pribadi, sejauh tidak mengganggu atau membahayakan orang lain. Akan tetapi bagaimana kita bisa memastikan bahwa dosa kita benar-benar tidak merugikan orang lain? Siapa yang mengukur akibat dosa? Siapa bisa menjamin akibat dosa bisa diisolasi? Dalih bahwa hanya saya yang menanggung akibatnya adalah upaya untuk membenarkan dosa yang sebenarnya membahayakan orang lain. Dosa yang kita perbuat secara pribadi seringkali membawa konsekuensi bagi keluarga, teman, saudara seiman atau orang-orang lain yang berhubungan. Misalnya, ketika Anda berbohong maka bukan saja Anda yang menanggung akibat dosa kebohongan, tetapi orang yang menjadi korban kebohongan kita juga menanggung rugi. Ketika Anda merokok, bukan saja Anda yang menanggung racun tembakau, tetapi orang-orang di sekitar Anda. Bahkan seandainya Anda merokok di tempat terpencil sekalipun, ketika Anda sakit, tetaplah keluarga Anda ikut menanggung susah.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang hidup sendirian. Dosa tidak pernah hanya menjadi urusan pribadi. Dosa selalu berdampak pada kehidupan orang lain.
Karena itu, jangan main-main dengan dosa. Jangan egois. Sebelum berdosa, pikirkan dampaknya yang luas.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah mengalami dampak akibat dosa yang dilakukan orang lain? Bagaimana perasaan Anda saat itu?
- Adakah dosa pribadi yang saat ini masih belum Anda bereskan di hadapan Tuhan?