Sahabat Bagi Semua Orang
Yohanes 15:9-15
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
- Yohanes 15:14
Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Di tengah banyaknya tantangan, pergumulan, dan kesulitan, kita tidak sanggup hidup sendiri. Kita butuh bantuan dan dukungan dari orang lain. Kita butuh sahabat yang mau mendengarkan keluh kesah dan bersedia menolong kita. Sebaliknya, orang lain juga butuh kita sebagai sahabat pada saat suka maupun duka.
Firman Tuhan mengemukakan beberapa syarat untuk hidup sebagai sahabat bagi semua orang. Pertama, seorang sahabat pasti memiliki semangat untuk mengasihi. Mengasihi tanpa syarat (agape) adalah perintah Tuhan Yesus, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (ay. 12, 17; bdk. Mat. 22:37, 39). Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita dengan mengaruniakan anak-Nya yang Tunggal (Yoh. 3:16). Kristus mengasihi kita dengan cara mati menanggung hukuman dosa kita di atas kayu salib. Kita harus memiliki kesadaran bahwa kita sudah dikasihi Tuhan, lalu berkomitmen mengasihi tanpa syarat dengan pertolongan Roh Kudus.
Syarat kedua, hidup dengan semangat memberi. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (ay. 13). Orang bisa memberi, tanpa mengasihi. Namun orang yang mengasihi, tidak bisa tidak memberi. Allah juga suka memberi. Dia memberikan matahari, hujan, udara, kepada setiap orang, baik maupun jahat. Namun, yang terpenting adalah Allah memberikan putra-Nya yang tunggal, menjadi Juruselamat orang berdosa. Alasan kita memberi juga karena orang yang memberi akan menerima. “Berilah maka kamu akan diberi.” (Luk. 6:38). Selain itu apa yang kita berikan akan bertahan selamanya. “Jangan kumpulkan harta di bumi….
Kumpulkanlah harta di sorga.” (Mat. 6:19-20).
Jangan menjadi orang Kristen yang pelit, melainkan yang suka mengasihi dengan memberi dan menolong (Ams. 11:24-25). Jadilah orang bermurah hati, karena orang yang bermurah hati berbuat baik kepada diri sendiri (Ams. 11:17a). Marilah belajar untuk menanggalkan keegoisan kita dengan mengasihi Kristus dan sesama dengan menjadi sahabat mereka di setiap saat.
Refleksi Diri:
- Sudahkah Anda menjadi sahabat bagi semua orang? Apa buktinya?
- Apa yang akan Anda lakukan untuk lebih baik lagi dalam menjadi sahabat bagi semua orang?