Saksi-saksi Iman: Musa
Ibrani 11:23-27; Keluaran 2:7-12
Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur.
- Pengkotbah 7:14a
Film animasi The Prince of Egypt (1998) mengisahkan tentang kehidupan Musa. Diceritakan bagaimana beratnya Musa menerima fakta bahwa ia adalah keturunan Israel, bangsa para budak. Musa hidup dalam penyangkalan akan asal usulnya dan terus-menerus dihantui olehnya. Saat memandangi dinding bergambarkan tulisan hieroglyph, ia melihat dirinya sendiri dalam gambar salah satu bayi laki-laki yang dibuang ke sungai Nil. Tentu saja ini penggambaran artistik para pembuat film yang belum tentu akurat secara historis. Namun, kita bisa mendapatkan gambaran tentang perjalanan hidup Musa untuk menerima fakta pahit tersebut. Pada akhirnya, ia benar-benar menerimanya ketika membela orang sebangsanya (Kel. 2:11).
Di dalam psikologi, penyangkalan adalah salah satu mekanisme pertahanan ego (defense mechanism) yang dilakukan otak tanpa disadari untuk melindungi diri dari fakta menyakitkan yang akan membuat pikiran maupun perasaan dipenuhi kecemasan dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Penyangkalan merupakan fase pertama dari lima tahap kesedihan (five stages of grief) yang mana seseorang menghindari memproses kenyataan pahit dengan menyibukkan dirinya atau memenuhi pikiran dengan hal-hal lain. Penyangkalan bisa terjadi dalam hal-hal kecil, misalnya menghadapi tenggat waktu tugas (“Ah, pekerjaan mudah! Bisa aku lakukan hanya dalam waktu semalam!”) sampai kepada hal-hal besar, misalnya kematian orang yang disayangi (“Peristiwa ini tidak membuatku sedih sama sekali! Aku orang yang kuat!”).
Dalam skala kecil, hal ini bukanlah sesuatu yang negatif. Namun, jika terlibat banyak di dalamnya, kita hanya akan merugikan diri sendiri. Ketika Anda menerima diagnosis penyakit keras dan berpikir, tidak mungkin ini terjadi padaku! Hasil ini pasti salah! atau jika Anda seorang perokok, peminum atau pecandu masturbasi yang berpikir, aku kan hanya merokok/ minum minuman keras/masturbasi kalau stres saja, Anda sedang hidup dalam penyangkalan.
Iman yang ditunjukkan Musa adalah iman yang mau menerima realita, tidak peduli betapa pun pahitnya. Tak hanya menerima, ia bertindak menyikapi realita tersebut. Mengapa? Karena sehina-hinanya menjadi bangsa budak, memiliki kekayaan di dalam Kristus lebih baik daripada seluruh kekayaan Mesir (Ibr. 11:26).
Masihkah kita hidup dalam penyangkalan? Ingat, hidup dalam realita yang pahit bersama Kristus, jauh lebih baik daripada dalam kebohongan manis.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda saat ini tengah hidup dalam penyangkalan? Apa penyangkalan yang Anda gumulkan?
- Apa upaya yang dapat Anda lakukan bersama Kristus untuk menerima dan menyikapi kenyataan hidup?