Saksikan Kepada Yang Terdekat
2 Timotius1:3-5
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
- 2 Timotius 1:5
David Platt di dalam bukunya, Something Needs to Change, menuliskan pengalaman hidupnya yang tidak biasa. Suatu ketika, ia sedang berada di sebuah pesanggrahan di kaki gunung Himalaya. Ia baru saja pulang dari mendaki gunung. David sendirian, tersungkur, dan menangis sejadi-jadinya. Kenapa? Karena teringat orang-orang terhilang yang ia temui seminggu sebelumnya. Ia terpikirkan bagaimana orang-orang itu, laki-laki, perempuan, dan anak-anak kecil, pasti kesulitan air dan makanan, serta kedinginan dan kehilangan pengharapan. Hatinya dipenuhi belas kasihan karena mereka yang terhilang di pegunungan itu, tidak tahu jalan keluar.
Sewaktu membaca kisah ini, saya jadi terpikirkan betapa kasihannya orang-orang yang terhilang tanpa Kristus. Mereka yang pada akhirnya akan hidup dalam penderitaan kekal, tanpa jalan kembali. Mereka tidak memiliki sukacita sama sekali, yang ada hanya tangisan dan dukacita. Bayangkan jika mereka adalah orang-orang di lingkaran terdekat Anda. David Platt mengatakan betapa kita harus bersedih ketika “banyak orang terlahir di neraka duniawi
hanya akan pindah ke neraka kekal”.
Perikop bacaan menceritakan keluarga Timotius yang dari generasi ke generasi percaya Tuhan Yesus. Generasi pertama yang percaya Tuhan adalah neneknya, Lois. Kemudian ibu Timotius, Eunike, baru Timotius. Kita tidak tahu secara detail bagaimana kondisi keluarga Timotius, apakah mereka cukup berada atau berpendidikan. Namun, yang terpenting adalah apa yang diwariskan, yaitu iman. Bukan warisan yang otomatis turun, tetapi disaksikan kepada anggota keluarganya. Kita tidak tahu berapa lama proses keluarga ini menjadi percaya, tetapi yang pasti mereka tidak pernah tinggal diam.
Kita perlu mengambil langkah nyata untuk mulai mengabarkan Injil kepada orang-orang terdekat. Lakukanlah bagian kita. Jangan menyerah kalau pernah tidak berhasil, itu bukan berarti kita gagal. Yang penting, kita sudah berhasil melakukan bagian kita. Terus lakukan sambil bergantung pada kekuatan Roh Kudus, jangan berhenti. Mungkin bagian kita hanya sebagai penabur. Satu hari nanti, entah kita ketahui atau tidak, mereka bisa jadi berubah percaya kepada Yesus dari pemberitaan orang lain. Bersaksilah untuk orang-orang terdekat Anda, supaya mereka hidupnya tidak terhilang jauh dari Tuhan.
Refleksi Diri:
- Mengapa perlu memikirkan orang-orang terdekat dengan Anda yang belum percaya kepada Tuhan Yesus?
- Siapa orang terdekat Anda yang belum percaya kepada Yesus? Apakah Anda mau mulai mendoakannya?