Sampai Ke Telinga-Nya
Mazmur 18
Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.
- Mazmur 18:7
Pengalaman hidup kita pasti beragam. Kalau kita mengelompokkannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengalaman menyenangkan dan pengalaman menyulitkan. Hidup pasti diwarnai kedua pengalaman tersebut. Ada masa-masa di mana hidup terasa menyenangkan, rasanya ingin terus menikmati. Namun, ada juga pengalaman menyulitkan yang menguras energi serta perasaan, dan kita ingin cepat-cepat melewatinya.
Pertanyaan pentingnya adalah apa situasi yang membuat Anda merasa sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan Tuhan? Seharusnya di semua situasi kita bergantung kepada Tuhan. Namun, justru situasi sulit yang seringkali menyadarkan kita bahwa kita perlu sungguh bergantung kepada Tuhan. Pengalaman dalam kesulitan seringkali membawa kita kepada pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan.
Demikian pula yang ditulis Daud dalam Mazmur 18. Saat Daud keluar dari permasalahan yang sulit, ia tidak langsung melupakan pengalamannya tersebut. Bisa keluar dari masalah membuatnya semakin memuji dan mengagumi perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Seperti di ayat 7, ia ingat ketika sedang dalam kesesakan, bahaya mengancam hidupnya, satu-satunya tempat ia bergantung dan meminta pertolongan adalah Tuhan sendiri. Daud tidak tahu bagaimana cara Tuhan akan menyelamatkannya, tetapi ia tahu bahwa Tuhan mendengar doanya. Daud berkata, “Ia mendengar suaraku dari bait-Nya.” (ay. 7b). Pada masa Daud hidup, bait Allah belum dibangun. Berarti ini menunjuk pada Allah di tempat kudus-Nya. Lihat betapa indah pengalaman Daud bahwa Tuhan yang ada di tempat kudus mau mendengar doanya, sebuah anugerah dari Tuhan. Bahkan Daud melukiskannya dengan kata-kata indah, “Teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.” Begitu pula dengan doa-doa kita dalam pergumulan yang tidak pernah sia-sia karena Tuhan Yesus pasti tidak pernah mengabaikannya.
Situasi terberat di sepanjang sejarah hidup umat manusia adalah pengalaman Tuhan Yesus di kayu salib. Dia sampai berkata pedih, “Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku.” Dia rela menyerahkan nyawanya supaya kita selamat dan bisa dipulihkan hubungannya dengan Bapa. Jika Anda ada dalam situasi sulit, jangan sia-siakan keadaan itu. Biarlah pengalaman menyulitkan menjadi titik balik di mana kita memercayakan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
Refleksi diri:
- Ketika ada dalam kondisi yang sulit, bagaimana biasanya Anda merespons?
- Mengapa Tuhan Yesus pasti mendengarkan doa-doa Anda?