Saudara Bukan Musuh
Mazmur 133
Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
- Mazmur 133:1
Konflik di dalam gereja adalah sesuatu yang tak terhindarkan karena satu orang berbeda dengan yang lain. Patut disayangkan jika konflik tidak terselesaikan dan berakhir dengan perpecahan, tidak saling berbicara, bahkan yang terparah menganggap saudara seiman sebagai musuh. Ini terjadi karena seseorang menganggap dirinya lebih penting dari yang lain. Ia merasa ide-ide dan dirinya harus lebih diterima daripada orang lain. Saat kesatuan orang percaya dikorbankan karena keegoisan masing-masing pribadi, ini merupakan hal serius. Kesatuan umat T uhan adalah penting, bukan sekadar duduk bersama di dalam ibadah.
Mazmur 133 memanggil kembali umat T uhan untuk hidup bersama dalam kesatuan.
Ayat emas di atas dimulai dengan kata “sungguh” atau bisa juga dikatakan “lihatlah” ada suatu pemandangan, perasaan, dan situasi luar biasa yang mau ditunjukkan oleh pemazmur, yaitu alangkah baik dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.
Kebaikan dan keindahan dari umat Tuhan bukanlah di saat umat menjadi sukses dan besar, memiliki cabang gereja di mana-mana atau memiliki wawasan teologi yang tinggi.
Kesatuan dan kerukunan terjadi saat umat saling menghargai, tidak memandang rendah yang lain, saling mengampuni dan mengasihi. Ini berarti seorang tidak menganggap dirinya lebih penting dari yang lain di dalam tubuh Kristus.
Tahukah Anda, hal kesatuan ini didoakan dengan sungguh oleh Tuhan Yesus, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh. 17:21). Kesatuan umat Tuhan itu penting buat Yesus. Dia mengerti betapa banyaknya tantangan yang bisa memecahkan kesatuan umat. Kristus sendiri turun mempersatukan kita. Yesus memberikan hidup-Nya supaya kita orang-orang berdosa yang ada di dalam Kristus sebagai orang-orang yang telah menerima anugerah-Nya, ada dalam kesatuan.
Kita disatukan bukan karena selera musik dan hobi yang sama. Bukan pula karena suku yang sama, melainkan karena Tuhan Yesus sendirilah yang mempersatukan kita. Sadarilah bahwa konflik di dalam berelasi sebagai jemaat adalah sesuatu yang tak terhindarkan.
Namun selalu ingat, Kristus telah mempersatukan kita dengan darah-Nya yang mahal.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda terlibat konflik yang belum diselesaikan dengan sesama saudara seiman?
- Apa langkah konkrit yang ingin Anda lakukan untuk bisa mempererat kesatuan umat Tuhan?