Scoring Bulannya Judging
Lukas 2: 8-20
Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku ialah Tuhan. Sebab, aku tidak menyadari apa pun akan diriku sendiri.
- 1 Korintus 4:4
“Saya nggak ngerasa...”; “Maaf, saya nggak sadar...” Kata-kata ini seringkali terucap dari mulut dan terdengar di telinga. Kita bisa merasa tidak bersalah atas kesalahan yang kita perbuat. Kita juga bisa merasa kita benar. Namun, apakah itu benar? Wallahualam ... (hanya Allah yang tahu).
Pada ayat di atas Paulus menyatakan bahwa ia tidak sadar akan segala sesuatu. Apa maksud Paulus mengucapkan ini? Maksudnya adalah tidak sadar akan sesuatu bukan berarti tidak ada sesuatu. Tidak merasa salah bukan berarti ia benar-benar tidak bersalah. Paulus mengatakan yang berhak menentukan salah atau benar hanyalah Tuhan, bukan diri kita sendiri. Seringkali kita terlalu cepat menghakimi. Ini yang benar, itu yang salah. Ukurannya apa? Dasarnya apa? Penilaian pribadi atau pikiran dan perasaan sendiri. Jangan begitu donk ... Kita manusia tidak boleh menghakimi.
Setiap orang punya kisah dan masa lalunya sendiri-sendiri. Janganlah terlalu cepat menganggap diri benar, saya yang benar kamu yang salah. Apalagi hanya pakai ukuran diri sendiri. Hanya Tuhan yang berhak menentukan hal tersebut. “Jadi gimana dong, Bu?” Ya, nggak gimana-mana. Ikuti saja apa kata Alkitab. Jangan menghakimi. “Tetapi dalam hidup kan kita harus menilai dan memutuskan?” Ya benar, tapi ingat kita haruslah scoring, bukannya judging. Kita diminta menilai dan bukannya menghakimi. “Kalau kita harus menilai, caranya bagaimana, Bu?” Nilailah berdasarkan standar firman Tuhan.
Yesus sendiri pernah mengatakan, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Mat. 7:1-2). Jadi ingat selalu, saat kita menghakimi seseorang, pada saat nanti berhadapan dengan takhta pengadilan Allah, penghakiman yang kita lakukan kepada orang tersebut akan ditimpakan kembali kepada diri kita. Tuhan itu adil, Dia akan menjatuhkan keputusan secara adil sesuai proporsi apa yang pernah dilakukan orang tersebut.
Saudaraku, berhati-hati dengan sikap menghakimi. Mudah memang jatuh dalam sikap menghakimi, tetapi memangnya kita siap nanti saat bertemu Tuhan?
Refleksi Diri:
- Kecenderungan manusia adalah merasa diri benar dan orang lain salah. Bagaimana cara Anda menyikapi dengan benar kecenderungan ini?
- Bagaimana Anda akan melatih diri dalam hal scoring (menilai), bukannya judging (menghakimi)?