Segambar dan serupa Allah
Kejadian 1:26 -28
“.... menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi ...”
- Kejadian 1:26
Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Keserupaan antara Allah dan manusia tidak dapat ditemui pada makhluk-makhluk ciptaan lainnya. Dalam hal ini keserupaan dengan Allah melingkupi kepribadian, apresiasi akan keindahan, otoritas, moral, dan berbagai kualitas rohani yang hanya dimiliki oleh Allah dan manusia.
Salah satu tujuan manusia diciptakan serupa Allah adalah supaya ia dapat bertanggung jawab kepada Allah ketika menjalankan perintah-Nya menaklukkan dan menguasai bumi (ay. 26-28). Ini berarti manusia perlu mengelola dan mengusahakan, serta menjaga dan merawat bumi. Namun akibat dosa, perintah “menaklukkan dan menguasai” diterjemahkan menjadi tindakan-tindakan mengkesploitasi, merusak, dan menghancurkan. Sampai-sampai sekarang ini manusia malah menjadi musuhnya bumi.
Contohnya di bidang kehutanan. Beberapa tahun yang lalu Indonesia berturut-turut masuk ke dalam daftar The Guinness Book of Record sebagai negara yang paling tinggi tingkat kerusakan hutannya di dunia. Tentu saja ini sangat menyedihkan.
Namun, sebagai orang Kristen yang mengerti bahwa kita harus bertanggung jawab kepada Allah, kita perlu berperan serta dalam mengatasi atau setidaknya meminimalisir kerusakan yang terjadi.
Haskarlianus Pasang, dalam buku Mengasihi Lingkungan (2011), menuliskan beberapa tindakan praktis yang bisa menjaga dan merawat bumi, antara lain:
- Menggunakan kertas secara bolak-balik. Ketahuilah, dibutuhkan satu batang pohon untuk membuat 15 rim kertas ukuran A4, padahal hampir 70% bahan baku kertas diambil dari hutan.
- Menabung untuk bisa membeli bibit pohon dan menanamnya di rumah, di gereja atau di sudut-sudut kota dalam berbagai kesempatan. Kegiatan ini jangan dilakukan sekali saja.
- Menampung air hujan untuk menyiram tanaman.
- Mengurangi penggunaan plastik semaksimal mungkin, dan sebagainya.
Terapkanlah hal-hal praktis tersebut sebagai wujud tindakan iman yang menyenangkan hati Allah. Tentu saja perlu upaya-upaya strategis dan terencana untuk melakukan transformasi yang berdampak besar. Tapi ingatlah, perubahan besar bisa terjadi jika diawali dari langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama-sama masyarakat. Dan perubahan itu bisa dimulai dari diri Anda dan saya.
Refleksi Diri:
- Bagaimana cara pandang Anda selama ini dalam hal mengusahakan dan merawat bumi sebagai rekan kerja Allah?
- Apa yang dapat Anda lakukan sebagai wujud tanggung-jawab Anda di hadapan Allah dalam hal menaklukkan dan menguasai bumi?