Selagi Masih Muda
Pengkhotbah 11:9-12:8
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
- Yesaya 46:4
Sebagai orang muda, nasihat apa yang biasanya Anda dengar dari mereka yang lebih tua? Atau, jika Anda orang tua, nasihat apa yang biasa Anda berikan kepada mereka yang lebih muda? “Jangan lakukan ini itu!”; “Jangan terlalu banyak senang-senang!”; “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”?
Di perikop bacaan hari ini, Raja Salomo memberikan sebuah nasihat yang berkebalikan 180º dari semua nasihat tersebut! Bukannya mengatakan kepada orang muda untuk mengekang dirinya, ia justru mengajak orang muda untuk melakukan apa yang menjadi kesenangan mereka selagi muda. Mengapa? Karena ketika sudah tua, kita tidak lagi dapat menikmati semua kesenangan tersebut. Matahari, bulan, dan bintang yang menjadi gelap menggambarkan mata yang merabun (Pkh. 12:2), penjaga rumah gemetar menggambarkan tremor yang dialami orang-orang tua, berkurangnya perempuan penggiling menggambarkan gigi ompong (Pkh. 12:3), pohon badam berbunga menggambarkan rambut yang memutih (Pkh. 12:5), dan lain sebagainya. Hanya satu yang Salomo nasihatkan, yakni mengingat Tuhan dalam setiap yang kita lakukan (Pkh. 11:9; 12:1). Maksud Salomo adalah di dalam kesenangan, biarlah kita tetap memiliki relasi yang intim dengan Tuhan.
Anak-anak muda Kristen dalam berbagai media sering digambarkan sebagai orang yang membosankan dan tidak bisa menikmati hidup, bahkan sok suci. Bukan ini gambaran yang ditampilkan Salomo. Sebaliknya, ia menasihatkan agar dalam tiap kesenangannya, pemudapemudi memiliki relasi dengan Tuhan sejak muda. Jika sejak muda dan dalam kesenangan pun kita sudah terbiasa berjalan bersama Tuhan, tentunya ketika tua dan dalam kelemahan kita akan selalu memegang tangan-Nya.
Lihat saja Tuhan Yesus yang memiliki hubungan yang intim dengan Bapa-Nya, tetapi di sisi lain juga dapat bersenang-senang. Sampai-sampai, orang mengecamnya sebagai “pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa” (Mat. 11:19). Ini sungguh berbeda dengan orang-orang Farisi yang sok suci dan hidupnya penuh dengan seribu satu peraturan.
Jadi, nikmati saja K-pop dan K-drama jika Anda menyukainya. Cobalah bungee jumping dan sky diving. Berwisatalah dan travelling ke negeri orang. Tetapi dalam semuanya ini, tetaplah miliki relasi yang intim dengan Tuhan.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sebagai orang tua, sering menghakimi dan mengontrol kesenangan mereka yang lebih muda? Jika ya, mengapa demikian?
- Apakah Anda sebagai orang muda, merasa Kekristenan mengekang Anda? Jika ya, bagaimana firman hari ini mengubah presepsi Anda?