Selama Nafas Masih Berhembus
Ayub 27:1-6
Selama nafasku masih ada padaku dan roh Allah masih di dalam lubang hidungku.
- Ayub 27:3
Jika Allah tidak memberikan nafas-Nya kepada manusia maka tidak akan ada namanya manusia. Yang ada hanyalah seonggok debu, debu yang tidak ber- nyawa, hanya tergeletak begitu saja. Ketika Tuhan menghembuskan nafas-Nya dari sanalah muncul kehidupan manusia. Namun ingatlah, nafas yang ada pada saya dan Anda, tidak akan ada selama-lamanya. Akan datang masanya, nafas itu memendek kemudian berhenti, lalu selesailah kita semua. Manusia kembali men- jadi butiran debu.
Tahun lalu saya sungguh sedih mendapat kabar seorang hamba-Nya yang dipakai secara luar biasa dalam pelayanan di dalam dan luar GII Hok Im Tong telah berpulang. Tugas beliau di muka bumi telah tuntas, nafasnya sudah selesai, sudah kembali kepada Sang Pemilik. Namun, yang saya kagumi dari beliau adalah semangat pelayanannya yang terus berkobar meski tubuh terbaring lemah dan raga tak menunjang pekerjaan pelayanan. Akankah saya mampu setegar dan sekuat beliau menjalankan panggilan yang ditetapkan-Nya sehingga pada waktunya saya dengan lega dan penuh keyakinan mampu berkata, “Sudah selesai.”
Indahnya mendengar kata “sudah selesai”. Kita yang masih membaca renungan ini belum selesai. Entah kapan selesainya? Tidak ada yang tahu, tapi yang pasti kita sudah dalam barisan untuk pulang, menyisir jalan menuju Rumah Bapa. Selama nafas masih berhembus, sepatutnya kita menjalankan panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh sehingga pada waktunya akan selesai sesuai dengan harapan-Nya.
Selama nafas masih ada, berhembus melalui raga, berarti masih ada waktu yang Tuhan Yesus berikan. Kita masih diberi kesempatan untuk berbuat sesuatu sesuai yang Tuhan amanatkan. Apa yang akan kita buat dengan nafas kita selama di dunia ini?
Nafas ini bukan milik kita, walaupun banyak uang kita tak akan bisa membeli nafas. Segala kepintaran, kepopuleran, kekuasaan, semua itu tidak akan bisa membeli nafas. Ketika Tuhan bilang selesai ya selesai, berhentilah nafas kita. Apakah Anda siap selesai hari ini atau besok?
Selamat jalan sahabatku, perjalananmu sudah selesai dengan segala kesiasiaan dunia. Tinggal kami yang masih menunggu di dalam antrian.
Refleksi Diri:
- Selama nafas masih berhembus, sudahkah Anda sudah menjalankan panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh?
- Apakah Anda dengan yakin mampu berkata, “Sudah selesai” saat menghembuskan nafas terakhir satu saat nanti?