Semakin Menderita, Semakin Mengenal Dia
Filipi 3:1-14
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Filipi 3:10-11
Hampir setiap orang Kristen mengenal Ayub. Ayub tersohor karena penderitaannya yang sangat dahsyat: kehilangan harta, keluarga, dan kesehatannya. Paripurna. Penderitaannya sungguh lengkap.
Menarik apabila kita menilik perbedaan Ayub sebelum dan sesudah mengalami penderitaan yang sangat berat itu. Kuncinya ada pada pernyataannya, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayb. 42:5). Rupanya, meskipun pada awal kisah Ayub disebut sebagai orang yang saleh dan benar, pengalaman penderitaannya menjadikan Ayub seorang yang berbeda di dalam hubungannya dengan Allah.
Rasul Paulus adalah orang yang mengalami banyak penderitaan. Perikop yang kita baca hanyalah salah satu bagian dari Alkitab yang menceritakan hal itu. Namun kalau kita cermati, Rasul Paulus tidak fokus pada penderitaannya, melainkan pada tujuan di balik penderitaan itu. Perhatikan kata-katanya pada ayat emas kita hari ini: mengenal, persekutuan, menjadi serupa.
Allah tidak selalu membebaskan kita dari penderitaan meskipun kita memintanya dengan sangat. Namun di dalam penderitaan itu, Allah tetap setia.
Dia punya maksud yang baik, yaitu mengajar dan menunjukkan kepada kita bahwa melalui penderitaan, kita bisa memasuki hubungan yang lebih dalam dengan Kristus. Anda akan mengenal Dia lebih baik ketika Anda berbagian dalam penderitaan-Nya. Sepertinya aneh. Namun, kebenarannya tidak terbantahkan. Sebagian orang justru merasakan Allah sangat dekat dengan diri mereka ketika berada di dalam penderitaan. Mereka semakin mengenal siapa Allah yang disembah melalui pergumulan yang berat itu.
Pengalaman saya menderita kanker dan menjalani pengobatan selama lima bulan dengan segala kesulitannya, meneguhkan apa yang dikatakan Ayub dan Rasul Paulus. Saya semakin mengenal siapa Allah yang saya sembah. Saya semakin mengenal bahwa Dia Allah yang baik dan sempurna mengasihi saya. Kesempurnaan kasih itu justru saya alami ketika saya terpuruk.
Anda mungkin saat ini tengah terpuruk di dalam penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi. Tetaplah setia pada panggilan-Nya, percayalah bahwa melalui badai kesulitan yang Anda alami, Tuhan Yesus sedang memproses Anda supaya Anda lebih mengenal-Nya dan bertumbuh semakin serupa denganNya.
KESEMPURNAAN KASIH ALLAH DAPAT ANDA ALAMI DI DALAM KETERPURUKAN ANDA.