Semua Ada Waktunya
Amos 8:11-14
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
- Pengkhotbah 3:1
Bagian yang kita baca hari ini merupakan lanjutan dari bagian sebelumnya. Konsekuensi logis dari tidak adanya istirahat, termasuk tidak adanya waktu untuk beribadah adalah orang-orang yang bahkan tidak tahu siapa Allah mereka. Dibaca di dalam konteksnya, ayat 11 bukanlah janji anugerah, melainkan janji penghakiman. Saat itu orang-orang Israel akan mencari Allah mereka, tetapi mereka tidak menemukan-Nya. Akibatnya, mereka lari kepada dewa-dewa sesembahan bangsa-bangsa lain (ay. 14). Akhir dari semuanya ini adalah mereka akan rebah lesu.
Sekali lagi, tidak ada yang baru di bawah matahari (Pkh. 1:9). Hal ini pun terjadi di masa kini. Ketika orang-orang tidak memiliki waktu untuk beristirahat dan beribadah, mulailah mereka lari ke hal-hal yang lain, meski tidak selalu dalam bentuk dewa-dewa. Ada orang yang makin menenggelamkan diri ke dalam pekerjaannya. Dalam hal ini, mereka lari kepada uang. Ada pula yang melarikan diri ke tempat-tempat hiburan, misalnya ke bar maupun diskotik sesudah bekerja. Ada pula yang lari ke meja judi. Hal-hal ini makin lama akan makin menjauhkan seseorang dari ibadah. Bahkan hal-hal yang sebenarnya baik seperti fitness center maupun lari pagi pun bisa menjadi hal menjauhkan kita dari ibadah. Pagi hari berolahraga ketika seharusnya ke gereja. Oke, sore hari ke gereja. Masalahnya ketika sore tiba, ada saja alasan untuk tidak beribadah karena lelah atau mengurusi anak, dan sebagainya. Jangankan olahraga. Maaf saja, pelayanan di gereja pun kadang bisa menjauhkan kita dari Tuhan.
Poin saya bukanlah untuk menggurui Anda tentang apa yang harus Anda lakukan. Mengutip perkataan Bapak Gereja Agustinus, “total abstinence is easier than perfect moderation” (pantangan total lebih mudah daripada keseimbangan sempurna), keseimbangan dalam hidup adalah hal yang penting. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk rekreasi. Ada waktu untuk berolahraga, ada waktu untuk beristirahat. Ada waktu untuk keluarga, ada waktu untuk me time. Ada waktu untuk berada di tempat lain, dan ada waktu untuk berada di rumah Tuhan.
Refleksi diri:
- Bagaimanakah jadwal sehari-hari Anda? Apakah ada keseimbangan atau berat sebelah?
- Apa komitmen Anda dalam hal mengatur waktu yang seimbang antara bekerja/belajar dengan beribadah dan beristirahat?