Semua Di Bawah Pengawasan-Nya
Wahyu 6:1-8
Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: “Mari!”
- Wahyu 6:1
Di mana Tuhan? Apakah Dia tidur? Mengapa Dia tidak mencegah semua ini terjadi? Kata-kata seperti ini sering kita dengar pada waktu bencana dan kejahatan besar terjadi. Manusia secara umum memiliki ekspektasi bahwa Allah yang berkuasa dan baik akan memberikan segala sesuatu yang baik kepada manusia. Apa yang manusia tidak sangka adalah bencana diizinkan terjadi di bawah kontrol Tuhan Allah kita. Kebenaran ini terlihat jelas dalam Wahyu pasal 6.
Gulungan kitab dengan ketujuh meterai adalah simbol dekrit Allah tentang semua yang terjadi. Hanya Yesus Kristus, Sang Anak Domba, yang memiliki otoritas untuk membukanya. Ini berarti segala kejadian di dunia terjadi di bawah kontrol dan izin-Nya. Allah baik dan tidak menyebabkan malapetaka, tetapi Dia mengizinkannya terjadi karena pemberontakan manusia. Ketujuh meterai dibuka dalam tiga tahapan: pertama, empat meterai pertama (ay. 1-8); kedua, meterai kelima dan keenam (ay. 9-17); dan terakhir baru meterai ketujuh (Why. 7). Pada renungan hari ini kita fokus pada keempat meterai pertama.
Keempat meterai pertama merupakan simbol-simbol bencana dan malapetaka yang timbul karena pemberontakan manusia. Kuda putih dengan penumpang beranak panah adalah simbol invasi Kerajaan Partia (ay. 2). Kuda merah simbol perang (ay. 3-4). Kuda hitam simbol masa kelaparan (ay. 5-6). Kuda hijau simbol kematian (ay. 7-8). Perang, kelaparan, dan kematian terjadi di dunia ini dari zaman purba sampai zaman modern. Pemerintah-pemerintah dunia telah diberikan kuasa oleh Tuhan, tetapi mereka menyalahgunakannya untuk menyerang satu sama lain. Peperangan pada akhirnya menimbulkan kesengsaraan, kelaparan, dan kematian.
Namun, di atas semua kejadian tersebut Tuhan tidak lepas kontrol. Semua ini diizinkan-Nya dan masih di bawah pengawasan-Nya karena Dia-lah yang membuka meterai-meterai tersebut. Bagi setiap kita orang-orang percaya, kita dapat hidup dalam damai sejahtera karena Dia yang mengizinkan semua terjadi. Tetaplah ingat, Tuhan tidak akan mengizinkan pencobaan-pencobaan melampaui segala kekuatan kita (1Kor. 10:13). Camkan itu di dalam hati.
Refleksi Diri:
- Apa malapetaka dan bencana yang sedang terjadi di Indonesia atau di dunia ini?
- Apakah Anda sudah mendoakan mereka yang menderita karenanya dan mohonkan belas kasihan Tuhan karena semua dalam pengawasan-Nya?