Senantiasa Bersyukur
1 Tesalonika 5:12-22
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
- 1 Tesalonika 5:18
Matthew Henry, seorang penafsir Alkitab, suatu kali menjadi korban perampokan. Responsnya terhadap kejadian tersebut sangat mengejutkan. Ia menulis, “Aku bersyukur tidak sering dirampok, dan ini adalah pertama kalinya aku dirampok. Bersyukur aku dirampok dan bukan perampok. Aku bersyukur yang dirampok hanya barang bukan nyawa.”
Pada umumnya, orang akan lebih mudah untuk bersyukur dalam kondisi semuanya lancar dibandingkan dalam kesusahan. Kenyataannya tidaklah demikian. Manusia sangat mahir untuk menemukan hal-hal yang tidak memuaskan dirinya dalam setiap berkat yang diterimanya. Misalnya, seorang anak ketika lapar membayangkan makanan enak. Ketika mendapatkan makanan, ia sangat berterima kasih. Namun, setelah mencicipi sedikit makanannya ia mulai mengeluh, “Makanan apa ini? Tidak enak, aku tidak suka. Aku tidak mau makan!”
Rasul Paulus mengajarkan bahwa bersyukur merupakan kehendak Tuhan bagi anak-anak-Nya. Kebenaran ini sangatlah penting, mengingat biasanya orang memahami bersyukur sebagai sebuah respons terhadap keadaan positif yang terjadi di dalam hidup. Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa bersyukur bukan hanya sebuah tindakan yang kita lakukan, tetapi merupakan pernyataan siapa diri kita di hadapan Tuhan. Positif atau negatif keadaan yang sedang kita alami, bersyukur merupakan respons yang harus keluar dari dalam diri kita, para murid Kristus. Bukan karena kita mampu dan mau, melainkan karena bersyukur adalah kehendak Tuhan bagi kita. Tuhan ingin anak-anak-Nya dikenal melalui hidup yang senantiasa bersyukur di dalam semua keadaan.
Bersyukur harus dipelajari dan diusahakan. Ini bukanlah kecenderungan alami manusia. Kita harus melatih kepekaan melihat rencana baik Tuhan dalam keadaan lancar maupun tidak. Kita harus bersyukur tanpa melihat ke bawah sambil tertunduk lesu, tetapi lihatlah ke atas sambil mengucapkan puji syukur ke takhta Allah di surga. Renungkanlah setiap pemberian ajaib-Nya di masa lalu dalam kehidupan kita. Dalam keadaan paling kurang sekalipun, kita tetap melimpah karena telah memiliki Kristus Yesus, berkat terbesar dari kasih Allah. Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (Mzm. 136:1).
Refleksi Diri:
- Apakah ada hal-hal yang membuat Anda sulit bersyukur kepada Tuhan?
- Apa karya-karya Allah dalam hidup Anda semenjak kecil hingga saat ini? Bagaimana Anda dapat mengucap syukur atas karya-karya tersebut?