Sengaja Menunda?
Yohanes 11:1-6
Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi
di tempat, di mana Ia berada;
- Yohanes 11:6
Tertunda, kata yang tidak kita sukai. Sesuatu yang tertunda berarti tidak sesuai waktu yang diharapkan. Meleset. Harapan bisa sirna karena penundaan. Namun dalam kisah ini malah dikatakan Yesus sengaja menunda.
Ketika Yesus mendengar Lazarus sakit, Dia sengaja menunda datang ke Betani, tempat tinggal Lazarus dan kedua saudarinya. Yesus tidak cepat-cepat datang menyembuhkan Lazarus untuk mencegah kemungkinan terburuk dari sakitnya. Apakah kesengajaan Tuhan Yesus menunda kunjungan-Nya berarti Dia kurang perhatian pada keluarga itu? Tentu tidak, karena pada Yohanes 11:3 dikatakan Dia mengasihi Lazarus. Apa maksud di balik penundaan itu?
Orang Yahudi percaya bahwa seseorang betul-betul meninggal dunia, yaitu roh meninggalkan tubuh, pada hari keempat. Jadi, sebelum empat hari, ada kemungkinan seseorang bisa hidup kembali. Jika Tuhan Yesus datang pada hari kedua atau ketiga misalnya maka orang Yahudi bisa meragukan mukjizat pembangkitan itu dan mengatakan Dia hanya membangunkan Lazarus dari pingsan. Oleh karena itu, Tuhan Yesus sengaja menunggu Lazarus sudah empat hari dalam kubur dengan maksud menggenapkan dua hal: (1) Dia menyatakan bahwa diri-Nya adalah kebangkitan dan hidup (ay. 25). (2) Dia meneguhkan iman para murid, orang Yahudi yang hadir di situ, dan keluarga di Betani. Sakitnya Lazarus bukan berakhir pada kematian tetapi pada kemuliaan Allah (ay. 4). Itulah yang disaksikan mereka yang hadir di sana dan menguatkan iman mereka.
Susah sekali bagi kita untuk menerima penundaan. Kita ingin yang baik bisa cepat-cepat terjadi. Di sisi lain, kita ingin segala yang buruk cepat-cepat berlalu. Susah sekali untuk bersabar. Akan tetapi, waktu Tuhan bukan waktu manusia. Kita tidak tahu waktu Tuhan. Kita hanya meyakini bahwa waktu Tuhan-lah yang terbaik. Jika Allah menunda sesuatu terjadi dalam hidup kita, pasti ada maksud baik bagi kita. Penundaan tersebut pasti bertujuan untuk meneguhkan iman kita, bukan melemahkan; untuk menegaskan kebaikan dan kemuliaan-Nya.
Refleksi diri:
- Apa kejadian di masa lalu, dimana Tuhan sengaja menunda keinginan/harapan Anda? Apa hikmat yang Anda dapatkan saat mendapat jawaban?
- Bagaimana sekarang Anda akan mengisi waktu penantian jawaban yang ditunda Tuhan?