Seperti Boas
Rut 2:1-9
Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.
- Imamat 19: 9,10
Boas memang orang yang baik hati. Ia menerapkan apa yang ditetapkan oleh hukum Taurat Musa, yaitu bahwa ketika memanen tidak boleh memanen sampai bersih tetapi harus menyisakan sebagian agar orang miskin bisa memungutinya. Pada waktu itu datanglah Rut yang ikut memungut sisa panen. Rut adalah penyandang status ganda orang tidak beruntung: janda dan orang asing. Janda pada masa itu hampir pasti miskin. Oleh sebab itu, ia berhak memunguti sisa hasil panen di ladang Boas.
Jika Anda membaca kitab Imamat, rasanya pasti membosankan. Banyak aturan rinci dan ribet yang tidak relevan lagi dengan situasi zaman sekarang. Akan tetapi, sebetulnya Alkitab itu relevan sepanjang masa, tinggal bagaimana kita membacanya. Jika kita memakai kacamata yang tepat maka kita akan menemukan makna di balik teks yang kita anggap membosankan tersebut.
Aturan tentang panen-memanen dalam Imamat 19:9,10 memang tidak lagi diterapkan apa adanya pada masa sekarang ini. Keadaan zaman sudah berubah. Akan tetapi, prinsip yang diajarkan oleh kedua ayat itu tidak berubah, yaitu kemurahan hati. Banyak orang di sekitar kita yang hidup dalam kekurangan. Mereka butuh belas kasihan dari orang yang lebih mampu. Oleh sebab itu, orang yang lebih mampu dipanggil untuk menyisihkan penghasilan atau harta mereka bagi orang miskin. Bermurah hati tidak akan membuat seseorang jadi miskin. Justru seperti yang dikatakan dalam Amsal 11:24-25, “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” Kiranya ayat ini mengingatkan kita untuk selalu menyisihkan sebagian dari penghasilan untuk orang-orang yang Tuhan sengaja tempatkan di hati kita, yaitu mereka yang membutuhkan uluran tangan kasih kita secara materi.
Refleksi Diri:
- Mengapa orang Kristen harus bermurah hati?
- Bagaimana Anda mempraktikkan kemurahan hati dalam hidup sehari-hari?