Bagikan artikel ini :

Siapakah Manusia?

Mazmur 8

apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya. Mazmur 8:5

Daud merasa begitu dikasihi Tuhan sehingga ia berpikir sebenarnya manusia itu tidak pantas menerima kasih Allah Bapa yang rela mengutus anak-Nya ke dunia dan mati di kayu salib. Jika kita pikirkan, siapakah manusia sebetulnya? Dari Alkitab kita bisa mengetahui beberapa hal, yaitu:

(1) Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya “roh”) oleh Allah (Kej. 2:7). Maka janganlah merasa diri hebat.

(2) Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu, tetapi rohnya akan kembali kepada Allah, Sang Penciptanya (berarti rohnya tidak mati!). Di dalam Kejadian 3:19, Allah berfirman, “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (bdk. Pkh. 12:7)

(3) Sesudah kematian maka akan ada penghakiman yang adil dari Allah. Hal ini tercantum di dalam Pengkhotbah 12:14, “Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.”

(4) Penghakiman itu terjadi di akhir zaman. Bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, sementara bagi yang tidak percaya akan beroleh penghukuman yang kekal (Dan. 12:2).

Namun demikian, janganlah takut dan khawatir. Tuhan Yesus selalu mengingat kemalangan Anda, artinya Dia selalu memedulikan Anda. Yesus juga akan mengindahkan Anda, artinya Dia mau mengangkat, mengasihi, dan membuat Anda menjadi ciptaan yang mulia. Kiranya Anda mengalami seperti yang Daud alami, itu doa saya.

Aku bukanlah orang hebat. Lahir ditolong oleh orang lain. Nama diberi oleh orang lain. Mandi pertama dan terakhir dikerjakan oleh orang lain. Uang didapat dari orang lain. Makanan disiapkan oleh orang lain. Kalau mati pun dikubur oleh orang lain. Karya pun dinikmati oleh orang lain. Kalau demikian untuk apa aku hidup, ya Tuhan? Aku mengerti, aku harus hidup demi Yesus untuk orang lain. Dan senyumku pun mengembang, ketika tulisanku bisa mencerdaskan, menghibur, menginspirasi, dan mengasihi orang lain.

Siapakah orang lain itu? Pastilah Anda yang kukasihi dan mengasihiku.

Salam orang lain.

MANUSIA TIDAKLAH BERARTI JIKA TIDAK TUHAN YESUS YANG MENGANGKAT DAN MENYELAMATKANNYA DARI JURANG KEBERDOSAAN.