Sikap terhadap penolak injil
Matius 7:6
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”
- Matius 7:6
Waduh, siapa nih yang dikatakan sebagai anjing dan babi?! Aduh kok sepertinya kasar sekali ya ucapan Tuhan! Dalam teks ayat ini, anjing yang dimaksud adalah anjing liar jorok yang berkeliaran di jalan dan hidup dengan makan sampah. Babi adalah binatang haram bagi orang Yahudi dan juga binatang yang senang mengorek-ngorek tanah dengan mulutnya.
Anjing dan babi ngga kenal yang namanya cap cai, fuyunghai, dan hai hai yang lain.. hehehe... Karena anjing lebih senang makan tulang dan daging, sedangkan babi makan apa saja, termasuk sampah makanan pun dilahapnya. Jadi percuma saja memberi mereka makanan yang mahal dan bergizi.
Maksud dari ayat ini, “anjing” dan “babi” ditujukan kepada orang yang memandang remeh firman Tuhan, lalu menghina dan mengejek Tuhan. Jika kita sudah memberikan mutiara Injil kepada orang demikian, lalu ia secara sadar menghina dan melecehkan firman maka sikap yang paling tepat adalah meninggalkan dan menjauhinya. Tidak perlu lagi membawa Injil kepadanya karena harga diri kita telah direndahkan, bahkan Tuhan pun dilecehkannya. Jika satu hari ia diselamat-kan Tuhan, itu karena Tuhan mau memakai orang lain untuk menyampaikan Injil yang tidak bisa dilecehkan olehnya.
Intinya jelas, mari kita ulangi, jika kita sudah memberitakan Injil tapi orang itu terus menolak bahkan melecehkan Injil, maka jangan lagi beritakan Injil kepadanya karena ia malah akan semakin merendahkan martabat Injil dan menghina Allah.
Dalam sejarah misi, ada misionaris yang dibunuh karena ditolak tapi di kemudian hari si pembunuh justru bertobat. Kalau mereka bisa bertobat itu karena kemurahan Tuhan dan cara Tuhan. Namun, mereka yang membunuh belum tentu adalah mereka yang melecehkan dan menghina Tuhan kita.
Pengalaman saya pribadi, saya pernah membaptis orang yang merusak tempat ibadah bahkan mengusir saya. Saya akhirnya membaptisnya karena ia bertobat. Memang kejadian ini ada, tapi mari kita tetap ingat pesan Yesus di atas. Bukan karena kita tidak punya kasih, tapi karena kita mengasihi Tuhan kita.
Salam hargai mutiara.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah mengalami ditolak bahkan dilecehkan oleh seseorang yang Anda kabari Injil?
- Bagaimana sikap Anda saat itu? Setelah mengetahui kebenaran ini, bagaimana Anda akan bersikap?