Sok Tahu, Sok Bisa
Lukas 5:1-8
Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”
-Lukas 5:8
Tukang kayu memberitahu kepada nelayan di mana harus menjaring ikan. Itulah yang terjadi pada kisah ini. Dengan cara pikir sederhana pun kita tahu bahwa ini janggal. Jelas, Simon adalah nelayan berpengalaman. Ia tahu dimana harus menebar jala. Sekarang, datang seorang tukang kayu yang mungkin tidak pernah pegang jala seumur hidupnya, menunjukkan di mana harus menebar jala.
Simon lupa bahwa ia sudah gagal semalaman. Keahliannya tidak membuahkan hasil. Tapi sudahlah, kali ini yang menyuruh adalah Guru (dalam bahasa asli bisa berarti komandan, pemimpin, bos), ia menurut saja walaupun dalam hati mungkin tidak terlalu percaya. Hasilnya? Di luar dugaan. Jauh lebih banyak daripada tangkapan biasanya. Masih merasa lebih hebat? Masih meragukan tukang kayu?
Adakalanya kita bermental seperti Simon. Kita merasa lebih tahu daripada Tuhan. Kita merasa bisa karena kita sudah biasa, lebih pengalaman, punya banyak relasi, dan segala sumber daya yang mendukung kita. Jadilah kita melangkah sendiri dan gagal. Pada saat gagal itulah baru kita sadar, semua kebisaan, pengetahuan, relasi, pengalaman tak menjamin kesuksesan kita. Tanpa keterlibatan Tuhan, semua akan menjadi upaya yang melelahkan. Hanya bersama Tuhan, oleh pimpinan Tuhan, dalam anugerah Tuhan, kita akan mendapat hasil berlimpah.
Jika selama ini Anda merasa sok tahu atau sok bisa, ingatlah Anda bukan siapa-siapa di hadapan yang Mahakuasa. Dia memang hanya tukang kayu, tetapi Dia bukan tukang kayu biasa. Dia adalah Allah yang Mahatahu, yang Mahakuasa. Tak ada manusia yang bisa menyaingi pengetahuan dan kuasa-Nya.
Percayalah, kuasa Tuhan sungguh besar dan Dia lebih tahu dalam segala hal dibanding kita. Jika Yesus memberitahukan jalan, percayalah sepenuhnya. Jangan ragu, jalan yang ditunjukkan-Nya selalu berujung baik. Jika kita ragu, mungkin kita akan seperti Simon yang tersungkur dan berkata, “Aku seorang berdosa. Ampuni jika selama ini aku merasa sok bisa dan sok tahu. Tolong aku percaya dan taat kepada-Mu.”
Refleksi Diri:
- Dalam hal apa Anda merasa lebih pintar dan lebih tahu dari Tuhan? Segera mohonkan ampun kepada-Nya.
- Bagaimana sekarang Anda akan melatih kepercayaan dan ketaatan kepada-Nya?