Sukacita Karena Allah
Mazmur 97
Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur
bagi nama-Nya yang kudus.
- Mazmur 97:12
Pernah mendengar ungkapan money can’t buy happiness? Ungkapan yang sering dipakai orang untuk menunjukkan uang tidak dapat membeli kebahagiaan. Namun realitanya, justru banyak orang merasa bahagia ketika mempunyai uang. Tak heran ada orang yang juga menentang istilah ini. Mereka berpendapat uang dapat memberikan sesuatu yang membuat mereka senang, seperti jalan-jalan, makan sepuasnya, beli barang favorit, dan lainnya.
Ya memang, kita dapat memakai uang untuk membeli sesuatu yang kita senangi. Saya setuju. Tapi, sejauh mana kita dapat memakai uang untuk memuaskan kebahagiaan kita? Saya rasa kebahagiaan dari uang hanyalah kebahagiaan semu. Cepat datang dan cepat pergi. Atau mungkin, lama datang dan cepat pergi, hehehe...
Pemazmur telah memberikan testimoni tentang sukacita yang sejati. Bagi pemazmur, sukacita bukan berasal dari materi ataupun kesuksesan dalam jabatan. Sukacita yang sejati hanya berasal dari Allah, karena Allah adalah Raja di atas segala raja. Sekalipun banyak raja yang memerintah dan berkuasa di muka bumi ini, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat melawan Allah. Bagi pemazmur, Allah berada di posisi yang paling tinggi, Raja atas segala raja, baik atas seluruh bumi maupun segala isinya. Allah yang berkuasa memerintah dan mengatur segala sesuatu. Ini adalah suatu fakta yang tidak dapat dilawan!
Kita sendiri pun mendapati bagaimana Allah begitu berkuasa mengatur seluruh isi dunia, termasuk diri kita pribadi. Semua hal ada di bawah kontrol tangan Allah. Kalau begitu, rasa sukacita seharusnya tidak dapat ditentukan oleh apa pun yang berasal dari dunia. Sukacita tidak dapat dibatasi maupun diukur melalui uang. Tidak dapat juga ditentukan oleh orang maupun keadaan sekitar. Sukacita sejati ditentukan dari relasi kita dengan Allah.
Orang-orang benar yang menyerahkan hidupnya ke dalam tangan Allah, patut bersukacita karena Allah Raja atas segala raja mengatur kehidupannya. Pujian syukur kepada Allah seharusnya menjadi respons kita orang percaya kepada-Nya. Yuk, mari mengubah fokus sukacita kita. Sekarang, bukan hal duniawi yang menjadi tolok ukur kebahagiaan sukacita kita. Marilah kita menjadikan Allah Raja atas segalanya, sumber utama sukacita kita.
Refleksi Diri:
- Apakah Allah sudah menjadi sumber sukacita dalam hidup Anda? Jika belum, apa yang menjadi penghalang?
- Apa yang akan Anda lakukan agar Allah menjadi sumber sukacita?