Sukacita menghadapi pencobaan
Yakobus 1:2-8
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
- Yakobus 1:2-3
Mendengar judul renungan hari ini, mungkin beberapa di antara kita mengalami kebingungan. Bagaimana bisa sukacita kalau kita sedang menghadapi pencobaan? Mengapa kita harus bersukacita ketika dalam pencobaan? Tentu saja sukacita di sini tidak menghilangkan dukacita atau kesedihan yang kita rasakan saat sedang mengalami pencobaan. Kita pasti mengalami dukacita kalau kita kehilangan orang yang kita kasihi. Kita juga tentu kecewa dan mempertanyakan, mengapa kita harus mengalami kecelakaan atau kita sedih jika keluarga kita mengalami masalah.
Satu hal yang harus kita yakini adalah semua orang Kristen menghadapi masalah dan pergumulan. Bahkan Tuhan Yesus sendiri pun menghadapi pergumulan yang dalam ketika Dia berdoa di taman Getsemani. Namun, yang membedakan antara kita sebagai orang percaya dengan mereka yang tidak percaya kepada Kristus adalah bagaimana sikap kita menghadapi pencobaan tersebut.
Ayat emas kita hari ini dengan jelas menyatakan bahwa kita harus melihat pencobaan tersebut sebagai hal yang positif, bukan hal yang negatif. Sikap kita yang seharusnya dalam menghadapi pencobaan adalah menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan. Pencobaan bisa dianggap sebagai sebuah kebahagiaan karena kita melihat ada manfaat besar kita peroleh dari pencobaan itu. Bagi Yakobus, pencobaan sebenarnya adalah sama dengan ujian iman. Kalau seorang menang atas pencobaannya, maka ia akan naik ke level iman yang lebih tinggi.
Bagaimana dengan pencobaan yang kita hadapi dalam kehidupan? Tuhan mengizinkan pencobaan terjadi di dalam hidup kita sebagai ujian atas iman kita.
Ketika kita bisa melewati pencobaan demi pencobaan, maka kita akan menjadi orang yang lebih kuat dan setia kepada Tuhan Yesus, serta lebih sabar dalam menghadapi pergumulan. Kita akan menjadi orang yang bertumbuh kuat di dalam Kristus, menghasilkan buah-buah Roh yang matang.
Yuk, belajar melihat ada manfaat besar yang kita bisa dapatkan saat mengalami pergumulan dan permasalahan hidup. Biarlah melalui pencobaan yang kita hadapi, bisa menjadi kesaksian nyata yang menguatkan orang lain yang menghadapi pencobaan serupa dengan kita.
Refleksi Diri:
- Bagaimana sikap Anda selama ini saat menghadapi pencobaan?
- Setelah membaca renungan ini, apakah sikap Anda sekarang akan berubah? Apa yang nanti Anda akan lakukan, saat menghadapi pergumulan?