Taat bukan berarti dekat
1 Yohanes 5:1-3
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
- Yohanes 14:15
Bagi orang Yahudi, apalagi kalangan Farisi, ketaatan kepada Taurat dan aturan-aturan yang dijabarkan secara detail adalah kewajiban nomor satu. Tingkat kesalehan ditentukan oleh tingkat ketaatan mereka. Semakin taat, semakin saleh. Itulah sebabnya orang Farisi berusaha taat sampai hal sekecil-kecilnya, seperti menyaring air minum karena takut binatang kecil yang haram ikut terminum. Fenomena yang sama kita saksikan pula dalam era kebangkitan agama pada masa kini. Berbondong-bondong orang rajin ikut kegiatan agama, taat beribadah atau menuruti aturan-aturan agama.
Permasalahannya, ketaatan tidak pernah menjadi cara untuk membangun hubungan dengan Allah. Ketaatan lebih merupakan cara untuk menunjukkan persekutuan yang telah terjadi antara Allah dengan manusia, yang mana Allah-lah pembuka hubungan itu. Dalam Kejadian 2:17, Allah memberi larangan kepada Adam memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Sebelum larangan itu Allah berikan, Dia sudah membuka hubungan/persekutuan dengan manusia. Jadi, ketaatan Adam pada perintah Allah merupakan wujud penghargaan Adam atas hubungan itu.
Bagi orang Kristen, langkah pertama menuju kesalehan sejati adalah mengenal Allah. Mengenal bukan saja dalam arti tahu tentang Allah tetapi memiliki persekutuan yang erat dengan-Nya. Inilah yang disebut mengasihi Allah. Konsekuensi logis dari keintiman hubungan dengan Allah adalah ketaatan kepada perintah-Nya. Inilah yang dimaksud Yesus ketika Dia mengatakan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”. Senada dengan itu, Rasul Yohanes mengatakan, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.” (1Yoh. 5:3). Tanda kasih adalah taat. Ketika ada kasih, maka perintah-perintah-Nya tidak akan terasa berat. Tidak akan ada yang mengeluh, “Jadi orang Kristen itu susah, ini itu nggak boleh.”
Marilah bangun kedekatan hubungan dengan Tuhan Yesus secara rutin dan bertahap. Berdoalah agar Tuhan menambahkan kerinduan Anda untuk lebih mengenal dan mengasihi-Nya. Seiring kasih Anda kepada Tuhan Yesus bertumbuh, maka ketaatan Anda pun akan bertambah.
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda memandang hubungan dengan Tuhan dan perintah-perintah-Nya?
- Apakah Anda berpikiran bahwa yang paling penting adalah taat pada perintah Tuhan?