Tahun Baru, Harapan Baru
Yeremia 29:1-14
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
- Yeremia 29:11
Ketika memasuki tahun baru, tentu kita memiliki impian dan harapan akan masa depan yang cerah dan keberhasilan di segala aspek kehidupan. Namun, siapakah yang bisa menjamin masa depan yang sukses? Tentu bukan manusia yang lemah dan terbatas. Yang bisa menjamin masa depan kita hanyalah Allah semata seperti yang disampaikan ayat emas di atas.
Apa alasannya? Pemazmur memberikan beberapa alasan. Pertama, Allah Mahatahu, “Sebab Aku ini mengetahui...” Pengetahuan Allah tidak dibatasi ruang dan waktu. Bagi umat Israel, pembuangan ke Babilonia selama tujuh puluh tahun merupakan masa paling suram dan tanpa harapan. Namun bagi Allah, masa pembuangan justru merupakan disiplin yang efektif untuk memurnikan iman dan perilaku umat-Nya.
Kedua, Allah Mahabaik. Nabi Yeremia meyakinkan umat Israel untuk tetap memercayai Allah, karena Dia telah merancang masa depan yang baik bagi umat-Nya. Kita juga bisa meyakini hal ini. Kita dapat memercayai Tuhan dan meletakkan seluruh harapan dan masa depan kita ke dalam tangan pemeliharaan-Nya.
Ketiga, Dia adalah Allah yang juga turut bekerja untuk memberi kita hari depan yang penuh harapan. Janji tersebut digenapi ketika umat Israel kembali ke Yerusalem setelah genap tujuh puluh tahun masa pembuangan. Ini mengajarkan kita bahwa janji Tuhan merupakan pedoman dan sekaligus harapan dan penghiburan buat kita. Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun depan dan kapan pandemi ini berakhir. Kita juga tidak tahu apakah kehidupan keluarga, usaha, dan gereja akan kembali pulih seperti sedia kala. Namun, ketika kita mendekat kepada Tuhan Yesus dan merenungkan janji-janji firman-Nya, kita akan menemukan kekuatan, penghiburan, dan kedamaian. Kita akan memiliki iman yang kokoh dan optimis memasuki tahun baru. “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, ...” (Ibr. 12:2a).
Refleksi diri:
- Bagaimana perasaan Anda ketika memasuki tahun yang baru? Apakah masih ada harapan dan keyakinan yang positif?
- Apa yang Anda akan lakukan agar memiliki iman dan optimisme ketika memasuki tahun baru?