Tak perlu iri hati
Amsal 23
Janganlah hatimu iri kepada orang-orang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.
- Amsal 23:17
Kenapa ayat di atas melarang kita iri hati kepada orang-orang berdosa? Kelihatannya kehidupan orang-orang berdosa bergelimang harta, makanan enak berlimpah, korupsi, dan nampak aman-aman saja. Mereka bisa juara dan dapat kuasa dengan cara nyontek dan nyogok sana-sini. Sementara kita harus hidup lurus, tidak boleh nyogok, apalagi korupsi. Ya, jelas bikin iri dong!
Orang berdosa menjadi kaya karena curang. Lidah mereka panjang sehingga ahli menjilat sana-sini. Kita orang percaya, harus melalui proses panjang, tes ini-itu, sekolah dan ujian lagi, lalu membuktikan diri. Wuaah, lama sekali, lalu yang kita dapati si curang yang terpilih. Ini khan bikin sakit hati.
Tahu gitu saya juga berbuat sama saja! Seringkali pikiran tersebut menggoda hati kita, bukan? Bagaimana mungkin kita diam dan tidak iri hati melihat mereka yang jahat, curang, dan suka menjilat, tetap ada, semakin jaya, dan berkuasa. Sementara kita harus berjuang menjaga hati lurus, tulus, dan bersih.
Ini peperangan dalam hati. Tuhan mau kita tetap belajar takut akan Tuhan senantiasa. Tidak ada cara lain selain percaya dan melibatkan-Nya dalam setiap sisi hidup kita. Sebagai orang percaya, ada standar nilai yang Allah berikan. Patokannya jelas. Kita boleh kaya, tapi dengan cara yang benar. Silahkan jadi pejabat, tapi jangan korupsi. Boleh jadi penguasa, tapi jangan monopoli dan mau menang sendiri. Standar nilainya jelas, yaitu takut akan Tuhan. Itulah yang menolong kita untuk tidak memilih ikut cara orang-orang berdosa. Takut akan Tuhan menolong kita untuk tidak pilih jalan pintas dalam memperoleh kesuksesan.
Memang ada banyak godaan pilihan jalan pintas atau tawaran mengiurkan, tapi ingatlah pilihan kita hanya kepada Tuhan Yesus. Pilihan kita cuma satu, takut akan Tuhan kita. Percayalah bahwa di dalam Tuhan ada jaminan masa depan. Kita tidak perlu bergantung pada apa yang kita lihat di depan mata (suksesnya orang-orang berdosa). Masa depan orang percaya ada di tangan Tuhan.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda pernah iri hati melihat kesukesan orang-orang yang belum percaya Tuhan? Bagaimana perasaan Anda?
- Sudahkah Anda menerapkan standar takut akan Tuhan di dalam setiap apa yang Anda kerjakan?