Tak Takut Ditolak
Matius 13:53-58
Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”
- Matius 13:57b
Manusia memiliki kebutuhan untuk diterima oleh orang lain. Penolakan terhadap seseorang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bahkan mungkin trauma. Ketakutan ditolak merupakan salah satu kegentaran orang di dalam memberitakan Injil. Ditolak oleh orang yang relasinya tidak dekat, rasanya biasa-biasa saja. Namun, jika ditolak oleh orang yang relasinya dekat, tentu rasanya menyesakkan. Apabila yang ditolak berita Injilnya, seseorang masih bisa menerima. Namun, jika dalam pemberitaan itu membuat orang yang memberitakan ikut ditolak, tentulah sangat tidak mengenakkan.
Tuhan Yesus berkali-kali mengalami penolakan karena memberitakan Injil. Penolakan yang dialami bukan hanya berita Injilnya, tetapi diri-Nya pun sering tidak diterima. Kali ini Yesus ditolak di kampung halaman-Nya, bahkan oleh keluarga-Nya sendiri.
Yesus sejak kecil dibesarkan di Nazaret. Menginjak usia 30 tahun, Yesus meninggalkan Nazaret dan mulai terlibat dalam pelayanan di berbagai tempat. Dia lalu kembali ke Nazaret sebagai seorang guru. Yesus bukan hanya memiliki pengikut tetapi telah mengajar banyak orang, serta melakukan berbagai mukjizat. Orang-orang takjub mendengar apa yang Yesus ajarkan, tapi sayang rasa takjub itu bergeser menjadi kecurigaan. Mereka ragu dengan kuasa apa Yesus sanggup melakukannya. Bahkan mereka mengira Yesus tidak waras lagi dan sebagian mengatakan Dia kerasukan setan (Mrk. 3:21-22). Keluarga-Nya tidak percaya apa yang dilakukan dan menolak Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah.
Perkatan Yesus di ayat emas menyatakan suatu kebenaran mengenai apa yang terjadi pada diri-Nya, dan ini memberi pelajaran kepada para pengikut-Nya bahwa jika suatu kali mereka mengalami penolakan dari keluarga dan lingkungan, ingatlah Yesus sendiri pun pernah ditolak. Yesus tidak marah, berkecil hati, atau pun undur dari tugas pelayanan-Nya. Yesus tetap memberitakan Injil ke berbagai tempat.
Ada banyak kisah anak Tuhan yang ditolak keluarga dan lingkungan karena memberitakan Injil. Namun, ada banyak juga kisah di kemudian hari, orang yang awalnya menolak percaya Yesus kemudian berubah menerima-Nya. Seseorang menjadi percaya adalah pekerjaan Tuhan. Bagian Anda adalah memberitakan Injil. Bila ditolak, bukan berarti Anda gagal. Yang penting bukan masalah diterima/ditolak oleh manusia, tetapi lebih penting lagi Anda tidak ditolak oleh Tuhan.
Refleksi diri:
- Apa saja ketakutan penolakan dan kegentaran Anda dalam memberitakan Injil? Bagaimana Anda bereaksi saat ditolak?
- Apakah Anda tetap setia memberitakan Injil meskipun ditolak?