Takut Gagal
Keluaran 4:1-17
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
- 2 Korintus 4:7
Di tengah dunia yang maju sedemikian pesat, setiap orang dituntut untuk menjadi lebih baik supaya tetap bisa bertahan. Di dalam situasi ini, mereka harus saling bersaing. Namun ternyata, di tengah persaingan semakin banyak juga orang memiliki ketakutan akan kegagalan. Sebagai akibatnya, mereka jadi tidak berani mencoba. Apa kata Alkitab tentang ketakutan akan kegagalan?
Satu pertanyaan yang menjadi inti dari ketakutan manusia akan kegagalan adalah: bagaimana jika? Pertanyaan ini juga mengawali kisah di dalam Keluaran pasal 4. Di tengah keraguan Musa, Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan melakukan dua tanda mukjizat, yaitu tongkat menjadi ular dan tangan yang terkena kusta disembuhkan kembali (ay. 2-8). Jika umat Israel masih tidak juga percaya kepada kedua tanda mukjizat tersebut dan menolak mendengarkan perkataan Musa, Allah memerintahkan Musa untuk mengambil air dari sungai Nil dan Dia akan mengubah air tersebut menjadi darah (ay. 9). Namun, setelah semua jaminan yang Tuhan berikan, Musa masih saja merasa takut (ay. 10, 13). Dari kisah ini kita dapat melihat bagaimana ketakutan akan kegagalan bisa begitu mencekam seseorang.
Bagaimana Tuhan merespons Musa? Tuhan menunjukkan kesabaran-Nya dengan mengakomodasi rasa takut Musa. Tuhan menyarankan agar Harun menemani Musa dalam menyampaikan pesan terhadap bangsa Israel (ay. 14-16). Tuhan juga sekali lagi meyakinkan Musa dengan memberi tongkat yang akan dipakai oleh Musa untuk membuat tanda-tanda mukjizat (ay. 17). Tongkat menjadi tanda bahwa Allah akan hadir bersama dengan Musa dan akan menggenapi janji-Nya kepada bangsa Israel melalui Musa.
Kita melihat bahwa Allah kita adalah Allah yang memperlengkapi untuk memenuhi panggilan kita. Di tengah ketakutan dan kegagalan kita, Dia adalah Allah yang beranugerah. Bagi Allah kegagalan bukanlah akhir. Dia dapat bekerja melalui kegagalan yang kita alami supaya kita berubah dari orang yang takut gagal menjadi orang yang berani gagal serta belajar dari kegagalan tersebut. Kegagalan bisa dipakai oleh Allah untuk mendewasakan iman kita.
Beranilah mencoba dan selalu mintakan hikmat dari Tuhan Yesus dalam menghadapi setiap situasi kehidupan.
Refleksi Diri:
- Apakah ada aspek-aspek di dalam hidup dimana Anda merasa takut gagal? Apa yang ingin Anda lakukan setelah membaca bagian firman Tuhan di atas?
- Kapan Anda mengalami kegagalan? Apa yang Tuhan kehendaki/maksudkan melalui kegagalan yang Anda alami?