Muliakanlah Tuhan Senantiasa
Daniel 2:1-49
Berkatalah Daniel: “Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!
- Daniel 2:20
Setiap orang pada umumnya ingin dan senang dipuji atas apa yang telah dilakukannya. Waktu selesai berpidato, seorang pejabat senang mendapat tepuk tangan meriah dari pendengarnya. Seorang akrobatik merasa gembira mendapat sambutan gegap gempita dari para penonton begitu selesai beratraksi. Bahkan seorang yang bernyanyi di gereja pun merasa sukacita saat persembahan pujiannya diapresiasi dan dikagumi oleh jemaat.
Namun berbeda dengan Daniel. Ia tidak mencari pujian dari manusia atas semua prestasi yang diraihnya. Daniel berhasil menafsirkan mimpi Raja Nebukadnezar yang sebelumnya tak satu pun orang-orang pandai di seluruh Babel sanggup melakukannya (ay. 11). Sebenarnya Daniel pantas menerima pujian dan penghargaan. Namun, semua prestasi yang spektakuler itu tidak membuat dirinya sombong. Sebaliknya Daniel justru memuliakan Allah dengan berkata, “Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.” Apa alasan Daniel memuliakan Allah?
Pertama, Daniel sadar bahwa Allah yang memberikan hikmat kepadanya untuk menafsirkan mimpi raja. Hasilnya, semua orang bijaksana di Babel tidak jadi dibinasakan oleh raja. Sebab itu, Daniel sadar Allah memang layak dipuji dan disembah (ay. 20, 47). Tanpa Tuhan, Daniel tidak ada apa-apanya.
Kedua, Daniel percaya akan kedaulatan Allah. Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi, di luar pengetahuan dan rencana Allah. Allah telah merancangkan hari depan yang penuh harapan bagi umat-Nya (Yer. 29:11). Allah sanggup menyingkapkan segala rahasia dan misteri karena Dia Mahatahu. Karenanya, mari kita bersandar hanya kepada Tuhan dalam setiap masalah yang kita hadapi.
Saudaraku, ketika Anda berhasil dalam studi, pekerjaan, bisnis, menjadi kaya dan terkenal, janganlah sombong. Ingatlah bahwa semua pencapaian Anda berasal dari Tuhan. Muliakanlah Tuhan Yesus dengan hidup Anda. Sebaliknya jika Anda kurang berhasil atau gagal mencapai prestasi, jangan kecewa dan putus asa. Tetaplah percaya akan kedaulatan Allah, karena Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Serahkanlah kepada Yesus kehidupan dan masa depan Anda, maka Dia akan bertindak menolong Anda.
Refleksi diri:
- Apa respons Anda ketika meraih keberhasilan di dalam bisnis, studi atau keluarga Anda?
- Dalam keberhasilan Anda, siapakah yang Anda puji dan muliakan?