Tanggung jawab laki-laki
Efesus 5:25-32
Tetapi jika ada seorang (tis) yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, Apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. - 1 Timotius 5:8
Frasa “jika ada seorang”, dalam bahasa Yunani memakai kata “tis” yang artinya lebih ditujukan untuk laki-laki. Laki-laki sejati akan bekerja sedemikian rupa untuk memelihara keluarganya. Dalam bahasa Yunani memakai kata “idions”, yakni darah daging dan saudara atau anggota rumah yang membutuhkan bantuan. Jadi jika laki-laki tidak mau bertanggung jawab terhadap anaknya sendiri, ia adalah laki-laki yang buruk, jahat. Ia lebih buruk dari orang jahat yang tidak mengenal Tuhan. Laki-laki sejati bertanggungjawab atas kesejahteraan keluarganya terutama memelihara anak-anaknya sendiri.
Dalam perkembangannya, kata “tis” ini ditujukan juga untuk siapa saja agar bertanggung jawab terhadap janda atau anggota keluarganya yang mengalami kesusahan. Barangsiapa mampu membuat seisi rumahnya senang dan bangga, maka Tuhan akan dimuliakan.
Menjelang malam Imlek ini, marilah merefleksi diri, apakah kita sudah cukup bertanggung jawab memelihara keluarga kita? Apa komitmen kita ke depan sebagai bentuk tanggung jawab kita membuat keluarga lebih sejahtera, bahagia, dan rukun? Malam Imlek, sejatinya jadi sarana untuk berkumpul merekatkan tali persaudaraan dengan saling mengampuni, mencoba saling memahami dan membuat tekad bahwa tahun baru ini akan lebih baik.
Awal mula Imlek, dimulai dari wujud syukur atas musim semi. Di musim ini orang Tiongkok bisa bekerja maksimal memenuhi kebutuhan. Karena itu, keluarga berkumpul dan mengadakan jamuan makan malam bersama. Seorang kepala keluarga akan merangkul dan melayani semua anggota keluarga sebagai simbol dia bertanggung jawab menyejahterakan dan membahagiakan keluarga. Ucapan syukur akan membuat ia diikuti oleh 福(fu) yang berarti, bahagia, penuh berkat dan menjadi beruntung. Inilah tradisi semula Imlek. Bagi yang masih punya orangtua, kakek atau nenek, mereka akan membawa anak-anaknya berkumpul untuk menghormati mereka yang lebih tua dan membuat hati mereka senang.
Saudaraku, mari tunjukkan kasih kita dengan menjadi manusia sejati yang mau bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga, terutama anak-anak. Jadilah orang yang tahu hormat dan berterima kasih. Inilah bukti kasih kita kepada Tuhan Yesus.
Selamat menyambut Imlek.
Refleksi Diri:
- Apakah ada sosok laki-laki sejati yang menjadi panutan Anda dalam hal memelihara keluarga dengan penuh tanggung jawab? Bagaimana dengan diri Anda?
- Jika Anda sebagai kepala keluarga atau pemimpin keluarga, sudahkan Anda berinisiatif merangkul dan mengumpulkan sanak saudara dalam suasana Imlek ini?