Tanggung Jawab Sosial
Ulangan 23:24-25; 24:19-21
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Lukas 6:36
Beberapa waktu lalu beredar berita tentang seorang nenek yang mencuri singkong untuk cucunya yang kelaparan di perkebunan milik swasta.
Ia ditangkap dan disidang oleh pengadilan. Manajer perkebunan itu menuntut nenek itu dihukum dengan alasan agar perbuatannya tidak ditiru penduduk lainnya.
Jika kasus itu terjadi pada zaman Perjanjian Lama maka keadaannya akan berbeda. Dalam Ulangan 23:24-25 dibahas tentang kebebasan memakan anggur dan memetik gandum di kebun dan ladang orang lain. Namun ada syaratnya. Pada kasus anggur, ia hanya diizinkan makan di tempat dan tidak boleh membawa ke luar kebun. Pada kasus gandum, ia boleh memetik dengan tangan tetapi tidak boleh dengan sabit. Kedua kasus itu sama maknanya. Jika seorang miskin tidak punya makanan, ia boleh mengambil kebutuhannya di kebun atau ladang milik tetanggnya. Namun. ia hanya boleh mengambil untuk kebutuhan hari itu. Ia tidak boleh membawa pulang atau mengambilnya berlebihan. Jadi mengambil hasil pertanian hanya untuk sekadar bertahan hidup tidak akan dianggap mencuri. Perbuatan ini lebih mulia daripada mengemis.
Dari sisi lain, Ulangan 24:19-21 memberikan aturan tentang pemilik kebun atau ladang dalam hal menuai hasil pertanian mereka. Penuaian atau pemetikan hanya boleh dilakukan sekali lewat. Tidak boleh ada pemetikan ulang untuk mengambil hasil yang tercecer. Hasil yang tercecer adalah bagian untuk orang asing, janda, dan anak yatim. Jadi di sini ada unsur sosial.
Seorang petani punya tanggung jawab sosial terhadap orang miskin.
Prinsip dari aturan ini tetap relevan hingga masa kini. Seorang miskin tidak boleh mengemis untuk mendapat makanan. Ia harus tetap bekerja untuk kebutuhannya sehari-hari. Ia juga tidak boleh tamak dan mengambil berlebihan jika diberi bantuan sosial. Di sisi lain, sebagai pengusaha atau orang yang lebih mampu, kita juga tidak boleh mengambil semua berkat tanpa menyisihkan bagi orang yang kurang beruntung. Sisihkan bagian dari penghasilan kita untuk menolong yang kekurangan.
MURAH HATI ADALAH RESPONS ATAS ANUGERAH KESELAMATAN YANG TUHAN YESUS BERIKAN.