Tebanglah jika tidak berbuah (2)
Lukas 13:6-9
Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah, jika tidak, tebanglah dia!”
-
“Tebanglah dia!” kalimat ini kembali muncul di akhir perumpamaan. Kalimat kedua yang sama ini bukan diucapkan oleh sang pemilik, melainkan dari pengurus kebun. Pengulangan kalimat “Tebanglah dia!” menyatakan betapa seriusnya pengadilan Tuhan bagi orang yang tidak berbuah dan berkenan di hadapan-Nya.
Sebelum kalimat berulang ini keluar, pengurus kebun mengajukan permohonan agar sang pemilik memberi waktu lagi bagi pohon ara. Bila telah berusia tiga tahun maka biasanya di tahun berikutnya pohon ara tidak akan berbuah. Namun, pemilik kebun memberikan kesempatan lagi. Bukan itu saja, pohon ara umumnya tidak pernah diberi pupuk tapi di dalam perumpamaan ini pohon ara ini akan diberi pupuk. Ini menunjukkan belas kasihan Tuhan kepada orang Israel. Yesus berharap orang Israel yang telah mendapatkan hak istimewa dari Allah bertobat kembali dan berbuah. Ini adalah anugerah Tuhan. Dia masih memberi kesempatan waktu. Namun ingat, kesempatan itu ada batasnya. Bila bangsa Israel tak kunjung bertobat maka mereka harus menanggung akibat. Ada penghakiman Tuhan yang menanti.
Seorang pria dibesarkan di sebuah keluarga Kristen. Sejak kecil, pria ini sudah mendengar kabar tentang Yesus. Namun, pria ini tidak mau ke gereja. Keluarganya berulang kali menceritakan tentang Injil dan mengajaknya ke gereja. Ia selalu menjawab, “Nanti... nanti saja kalau sudah berumur saya ke gereja. Sekarang saya masih muda, masih banyak kesempatan.” Lalu apa yang terjadi? Tidak ada yang menyangka, orang ini terkena serangan jantung di usianya yang muda dan langsung meninggal. Nanti, nanti, dan nanti … tapi Tuhan mengatakan sudah cukup waktumu. Bisa kita bayangkan apa yang selanjutnya terjadi? Setelah kematian, tentu ada penghakiman.
Saudaraku, kita tidak tahu sampai kapan kita akan hidup di dunia. Semua orang memiliki keterbatasan waktu untuk menjalani hidup. Janganlah menjawab, “Nanti saja saya akan ke gereja;” “Nanti saja saya melayani;” dan “Nanti saja dan nanti saja….” Apabila kita sudah sungguh percaya kepada Tuhan, sekaranglah saatnya berjuang bersama Tuhan agar hidup kita dapat berbuah bagi kemuliaanNya.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sering menunda-nunda untuk memberikan yang terbaik buat Tuhan?
- Buah apa yang telah Anda hasilkan? Renungkanlah, apakah Tuhan Yesus berkenan dengan buah-buah tersebut?