Teladan iman Abraham
Kejadian 22:1-19
Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal.
- Ibrani 11:17
Istilah “legacy” atau “warisan” punya arti segala sesuatu yang diturunkan dari masa lalu, dari nenek moyang kepada keturunannya. Sebagai orang Kristen, kita diharapkan dapat mewariskan hal yang paling penting di dunia ini, yaitu iman kepada Kristus Yesus pada generasi yang lebih muda.
Abraham adalah salah satu tokoh di dalam Alkitab yang meninggalkan warisan iman kepada keturunannya. Abraham yang awalnya seorang penyembah berhala dipanggil keluar dari tanah Ur Kasdim, untuk menjadi seorang penyembah Allah yang Esa. Dengan iman, Abraham percaya janji Allah yang akan menjadikan-nya bapa segala bangsa dan mendapatkan tanah perjanjian, serta menjadi berkat bagi banyak bangsa (Kej. 17:4-5, 8).
Iman Abraham diuji ketika Allah memintanya menjadikan Ishak–anak satu-satunya dari Sara–korban persembahan. Ternyata Abraham tetap setia dan taat kepada perintah Allah karena ia meyakini dengan iman bahwa Dia tetap akan menjadikan keturunannya seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut (ay. 16-17). Keyakinan Abraham nyata saat berkata, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran.” (ay. 8).
Iman Abraham ini menginspirasi kita untuk melakukan hal yang sama dengannya, yaitu mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan. Iman Abraham juga mengajarkan kita untuk selalu berharap walaupun sepertinya tidak ada dasar untuk berharap (Rm. 4:18). Selain itu, Abraham juga percaya bahwa Allah selalu memenuhi janji-janji-Nya. Ia yakin meskipun Allah meminta Ishak untuk dikorbankan, Allah tetap akan mewujudkan janji-Nya bahwa ia akan memperoleh banyak keturunan melalui Ishak, anaknya itu.
Nah sekarang, bagaimana cara kita mewariskan iman itu kepada keturunan kita? Tunjukkan teladan iman kita kepada Tuhan Yesus saat menghadapi kesulitan hidup. Saat kita sedang dalam masalah dan pergumulan, biarkanlah keturunan kita tahu bagaimana kita tetap meyakini bahwa Tuhan akan memberikan jawaban sesuai janji-janji-Nya. Mungkin sikap dan perasaan kita menunjukkan kita sedang bergumul, tapi biarlah mereka tahu melalui perkataan dan tindakan kita bagaimana kita percaya kepada Tuhan bahwa Dia akan memberikan pertolongan dan menyediakan apa yang diperlukan tepat pada waktunya.
Refleksi Diri:
- Apa wujud teladan iman yang telah Anda wariskan kepada keturunan Anda?
- Bagi yang sedang bergumul saat ini, apakah melalui pergumulan tersebut Anda bisa menyaksikan iman Anda kepada orang lain?