Telinga yang Mendengar
Mazmur 116:1-11
Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. Mazmur 116:1-2
Tuhan adalah pendengar yang baik bagi kita yang mau berkeluh kesah kepada-Nya. Allah mau mendengar suara hati sampai-sampai Daud begitu mengasihi-Nya dan mau terus menerus berbicara kepada-Nya.
Mengapa? Karena Daud mendapatkan kelegaan setelah bisa berbicara kepada-Nya. Sikap Allah ini bisa kita teladani bahwa mendengarkan curhat orang yang berbeban berat atau yang sedang bersukacita adalah bentuk pelayanan yang mulia.
Jika mau dipakai menjadi alat kasih Tuhan dalam melayani maka hendaklah memiliki tiga hal penting berikut: pertama, mau mendengar keluhan mereka yang menderita atau kesusahan. Kedua, memberi penghiburan dan saran. Yang terakhir, mau mendengar cerita sukses (masa lalu maupun masa kini) dari mereka yang sedang bersukacita atau ingin tetap dihargai.
Saudaraku, kecenderungan manusia adalah lebih suka berbicara dibandingkan mendengar. Kita menganggap mendengar itu hanya selingan sementara dan tidak menyenangkan di antara kesempatan mengatakan apa yang ingin kita bicarakan. Kita tidak mendengar apa yang orang lain katakan tapi memikirkan apa yang akan kita katakan selanjutnya, baik yang mengherankan dan menghibur teman kita, atau yang membingungkan dan meyakinkan lawan kita. Hasilnya kita terlibat dalam percakapan, bukannya komunikasi. Tidak ada persekutuan sejati terjadi. Kita tidak belajar mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Kita jadi tidak bisa melayani dengan efektif untuk orang lain. Kita jadi berdiri sendiri-sendiri dalam kelompok, padahal setiap orang mengharapkan ada yang mendengar dan peduli.
Melayani dengan kasih itu mendengar orang lain dan diikuti dengan tindakan berbagi, juga peka terhadap perasaan mereka, mempertimbangkan pendapat mereka, terbuka terhadap apa yang mereka katakan, dan mau mempertimbangkan perubahan untuk kepentingan mereka. Sikap ini menyatakan kepedulian dan kasih kita.
Jika kita bisa memberi telinga kepada satu orang saja dalam satu bulan, kita sudah menjadi alat Tuhan Yesus untuk mendatangkan kelegaan. Apalagi jika dalam seminggu kita bisa memberi telinga kepada seseorang yang sedang bersukacita karena kenangan indah atau keberhasilannya atau kepada seseorang yang sedang kesusahan dan berbeban berat. Maukah Anda?
Salam telinga yang mendengar.
MILIKI MATA YANG MEMANDANG, TELINGA YANG MENDENGAR, HATI YANG MENERIMA, SUPAYA ANDA JADI ALAT KASIH YESUS YANG SEJATI.