Tetap memuji meski dicaci
Mazmur 13
Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.
- Mazmur 13:6
Ada dua pertanyaan yang sering diajukan oleh orang yang menderita. Pertama, mengapa saya? Mengapa saya yang menderita? Apa dosa saya? Di mana keadilan Tuhan? Kedua, sampai kapan? Berapa lama lagi saya harus menanggung penderitaan ini? Pertanyaan kedua inilah yang muncul dalam Mazmur 13.
Pemazmur merasa dilupakan Tuhan. Tuhan berdiam diri kepadanya. Tuhan tidak mau ditemui. Sementara itu, ia harus menanggung derita akibat kejahatan musuhnya. Pengulangan “sampai kapan” menunjukkan ketidaksabaran pemazmur. Ia ingin Allah segera bertindak sebab hanya Allah-lah yang sanggup menyelamatkannya.
Keluhan apa yang Anda ucapkan ketika menghadapi penderitaan? Ketika orang mencaci atau memfitnah Anda? Ketika Anda merasa diperlakukan tidak adil? Apa pun ungkapan isi hati Anda, ada dua hal yang jangan Anda lupakan. Pertama, jangan mencari pertolongan selain dari Tuhan. Pemazmur mengandalkan kasih Tuhan (ay. 6). Hanya Tuhanlah yang dapat diandalkan. Ada lagu berjudul, Batu Karang yang Kukuh (KPPK 389). Begini syairnya: Tiada landasan lain, Hanyalah pada darah-Nya, tiada harapan lain, hanya ku sandar nama-Nya. Reff: Pada Kristus Batu Karang, ‘ku berdiri tegak teguh, landasan lain hancur luluh. Saya senang dengan kalimat terakhir: landasan lain hancur luluh.
Hal kedua adalah tetap memuji Tuhan. Situasi buruk bisa menimpa kita, tetapi jangan biarkan perasaan buruk mengisi ruang hati yang seharusnya Anda berikan kepada Tuhan. Sepertinya tidak realistis. Bagaimana bisa memuji jika sedang kesal hati? Pujian memang bukan sesuatu yang natural dalam hidup manusia. Yang natural adalah berkeluh-kesah. Oleh sebab itu, Anda harus tetap memuji Tuhan. Di dalam puji-pujian ada kuasa. Puji-pujian menyatakan isi iman dan doa kita. Dengan puji-pujian, kita “menarik” perhatian Allah. Kita melibatkan Dia dalam persoalan kita. Dan ketika Tuhan tertarik dengan puji-pujian kita, niscaya Dia akan turun tangan.
Yuk, tetap mengandalkan Tuhan Yesus di tengah cacian dan fitnah. Terus belajar untuk bersyukur dan memuji-Nya di tengah situasi yang sepertinya tidak adil. Dia pasti punya rencana indah di balik situasi tersebut.
Refleksi Diri:
- Bagaimana sekarang Anda akan bersikap saat menghadapi ketidakadilan?
- Bagaimana cara Anda belajar supaya bisa senantiasa memuji Tuhan di tengah penderitaan Anda?