Tetap Percaya, Walau...
Yohanes 20:24-29
… “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
- Yohanes 20:29
Seorang guru agama Kristen mengajak murid-muridnya melihat kebesaran Tuhan dengan mengamati alam semesta. Ia juga menceritakan tentang kebesaran, kuasa, dan karya Tuhan Yesus. Namun, seorang murid yang tidak percaya berkata, “Sebelum aku melihat Allah dengan mataku sendiri, aku tidak percaya Dia ada.” Sang guru membalas, “Baiklah Bolan, pandanglah matahari yang bersinar terik selama lima menit maka
engkau akan melihat Allah di balik matahari itu.” Si Bolan menjawab, “Ah siapa yang sanggup memandang matahari yang terik itu dengan mata telanjang?” Kata sang guru, “Tepat sekali, jika matamu tidak sanggup melihat matahari, bagaimana engkau dapat melihat Pencipta matahari? Sebenarnya mata yang diciptakan bukan untuk membuktikan Allah ada, tetapi untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya.”
Sebenarnya iman percaya tidak membutuhkan bukti yang kelihatan. Saat kita melihat bukti maka iman tidak diperlukan lagi. Tomas, seorang murid Kristus, meragukan kebangkitan tubuh Yesus. Walaupun murid-murid yang lain sudah melihat tubuh kebangkitan Yesus dan menceritakannya kepada Tomas, tetapi ia tetap tidak percaya. Tomas meminta bukti yang kelihatan, yaitu ingin melihat dengan matanya sendiri serta mencucukkan jarinya ke tangan bekas paku dan ke lambung bekas luka dari tubuh Yesus maka ia baru percaya. Ternyata beberapa hari kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada mereka dan Tomas hadir. Ia sangat terkejut dan kagum, tidak berani mencucukkan jarinya, sebaliknya berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku.” Yesus berkata, “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Perkataan Yesus inilah yang disebut “percaya walau” bukan “percaya jika”.
Janganlah saudara berkata, “Saya baru mau percaya, jika sudah melihat Tuhan Yesus,” melainkan berkatalah, “Saya tetap percaya, walau tidak melihat.” Anda pasti akan berbahagia seperti yang dijanjikan Tuhan Yesus. Walau tidak melihat, walau tidak ada bukti yang kelihatan, walau doa belum dijawab, walau masih banyak kesulitan, masih sakit, keuangan seret, dan walau nampaknya Tuhan diam, tetaplah percaya bahwa Tuhan Mahabaik, Maha Pengasih yang sanggup menolong pada waktu-Nya. Percayalah Yesus Kristus adalah Tuhan, Juruselamat yang sudah mati dan bangkit kembali dari kematian. Inilah iman yang sejati, bukan iman yang imitasi.
Refleksi Diri:
- Bagaimana iman percaya yang Anda milik sekarang? Apakah iman yang “percaya jika” atau “percaya walau”?
- Apa buktinya Anda memiliki iman walaupun atau iman yang tanpa syarat? Apa yang Anda lakukan untuk menumbuhkan iman yang sejati?