Tidak ada yang sempurna
Filipi 1:1-8
Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.
- Filipi 1:3
Pernahkah Anda bersyukur dan bersukacita karena mengingat dan mendoakan seseorang? Coba ingat-ingat kembali, pernahkah? Kapan? Atau malah ngga pernah? Kalau belum pernah mulailah merenung sejenak, berapa banyak orang yang Tuhan titipkan kepada Anda? Orang-orang yang Tuhan izinkan berada di sekitar Anda. Mereka ada bukan kebetulan lhoo.. Anda punya orangtua seperti itu, punya saudara-saudara seperti mereka. Atau punya ipar dan mertua yang model begitu, punya pimpinan yang belagu setengah mati. Terakhir, punya teman yang bageur (bahasa Sunda: baik) seperti diriku, hahaha…
Sungguh di dalam Tuhan tidak ada yang kebetulan. Semua ada dalam rancangan-Nya dan pantauan-Nya. Setiap orang yang dikenal dan ditempatkan di dekat Anda, ada karena suatu tujuan. Kita patut bersyukur terhadap mereka karena Tuhan Yesus kenalkan mereka kepada Anda. Pernah ngga Anda bersyukur untuk supir, asisten rumah tangga, tetangga Anda? Ngapain Bu.. mereka lelet, sok tahu, kadang belagu.
Mari kita melihat Paulus. Ia bisa bersyukur dan bersukacita, apa karena tanpa kesusahan gitu? Paulus pernah dianiaya lho oleh orang-orang Filipi itu. Ketidaksempurnaan mereka tidak menghalangi Paulus untuk mengucap syukur. Ketidaksempurnaan situasi tidak mencegah Paulus untuk bersukacita. Seringkali orang kehilangan sukacita karena terlalu berkutat dengan diri sendiri. Karier yang terjegal, pasangan yang tidak ideal, kondisi kesehatan yang buruk, dan sebagainya. Semua ini membuat kita sulit untuk bersyukur apalagi bersukacita.
Mulailah belajar bersyukur untuk orang-orang tidak sempurna yang Tuhan izinkan ada di dalam hidup Anda. Karena melalui mereka Anda dibentuk, dilatih untuk sabar terhadap supir Anda yang lelet. Dilatih untuk menarik nafas dalam-dalam terhadap mertua, ipar, tetangga Anda yang hmmhh… ngeselin. Dilatih untuk berkata, “Yah, sudahlah…” supaya belajar cincay, ngga semua harus saya urus dan pikirkan. Semua itu terjadi karena kita sedang dilatih untuk maklum dan sadar bahwa tidak ada orang yang sempurna.
Belajarlah bersyukur dan bersukacita bukan karena keadaan yang sempurna. Hidup ini tidak sempurna. Apa yang terjadi tidak selalu kita sukai. Namun, kita bisa bersukacita dengan mulai mensyukuri apa yang Tuhan Yesus izinkan terjadi.
Refleksi Diri:
- Siapa orang-orang yang Tuhan Yesus tempatkan yang seringkali membuat Anda kesal? Kenapa?
- Setelah membaca renungan ini, apakah Anda mempunyai pandangan yang berbeda terhadap mereka? Kenapa?