Tidak Pernah Gagal
1 Samuel 29
TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?
- Yesaya 14:27
Apakah Anda pernah melihat bangunan setengah jadi yang tidak pernah rampung? Saya rasa sebagian kita pernah. Bangunan yang dirancang indah dan megah, tetapi gagal rampung karena berbagai faktor. Bangunan yang memiliki tujuan yang besar, berakhir jadi bangunan yang tidak jelas bentuknya. Tujuan hidup kita juga bisa berakhir dengan kegagalan, tetapi berbeda dengan tujuan Tuhan yang tidak pernah gagal. Situasi yang Daud hadapi seperti benang kusut. Awalnya ia pergi ke Filistin untuk melarikan diri dan mencari perlindungan, tetapi kemudian terjebak di sana. Daud tidak bisa mengelak untuk tidak ikut pergi berperang, tetapi Daud juga tidak bisa mengkhianati bangsanya sendiri (ay. 9-11). Jika Daud memerangi bangsanya sendiri, itu akan menjadi penghalang terbesarnya untuk diangkat sebagai raja Israel. Ia akan ditolak bangsanya. Semua itu jauh dari tujuan yang Allah tetapkan.
Sekalipun hidup Daud dalam posisi kritis, Allah tetap punya jalan keluar. Akhis, raja kota Gat, sangat memercayai Daud, sementara raja-raja Filistin yang lain kompak menaruh curiga kepadanya. Melalui Akhis, raja-raja Filistin justru dipakai Tuhan sebagai alat untuk menyelamatkan Daud. Mereka mengingat nyanyian kemenangan Daud yang tersohor (ay.5) sampai akhirnya Akhis memanggil Daud dan menyarankannya untuk melarikan diri. Ini adalah cara Tuhan memanggil kembali Daud kepada jalan yang seharusnya ia tempuh sampai nanti diangkat menjadi raja. Daud tahu semua terjadi karena campur tangan Tuhan. Tujuan Tuhan tidak pernah gagal.
Allah mampu menggunakan orang-orang yang bukan umat-Nya sendiri untuk menggenapi tujuan-Nya. Jika melihat kisah Tuhan Yesus, Dia disalibkan oleh orang-orang yang memusuhi-Nya. Yesus dihukum bagaikan penjahat. Semuanya tampak buruk di mata manusia, tetapi jalan Tuhan tidak pernah salah. Tujuan utama Yesus untuk menyelamatkan manusia tergenapi dan tidak pernah gagal.
Renungkanlah perjalanan hidup kita saat ini. Apakah saat ini sedang berjalan dalam tujuan yang Tuhan kehendaki? Mungkin Tuhan berulang kali memanggil kita untuk kembali kepada jalan-Nya, tetapi kita tidak mendengarkan. Jika kita sudah melenceng jauh dari jalan Tuhan, marilah kembali kepada panggilan-Nya. Percayalah kepada Tuhan, tujuan-Nya tidak pernah gagal di dalam hidup kita.
Refleksi Diri:
- Apakah hidup Anda saat ini sedang mengikuti tujuan yang Tuhan kehendaki atau malah menjauh?
- Apa langkah yang Anda mau ambil untuk tetap hidup dalam tujuannya Tuhan?