Tinggal Atau Tidak Tinggal?
Yohanes 8:30-36
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
- Yohanes 8:31-32
Saya mengenal seseorang yang rajin membaca firman Tuhan setiap hari, kalau berdoa begitu lama. Ia juga kritis dalam mendengarkan khotbah, ada saja yang dikomentari. Sayangnya, ia tidak setia dalam pernikahan, kebohongan sudah menjadi hal yang terlalu biasa baginya, jika berbicara begitu arogan. Ternyata, antara tahu dengan tinggal di dalam firman Tuhan bisa berbeda sekali. Banyak orang tahu tentang Tuhan Yesus, tetapi apakah mereka juga tinggal di dalam firman-Nya? Karena itu, Yesus tidak berkata, “Jikalau kamu tahu banyak tentang firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku.”
Mari kita baca sekali lagi ayat emas di atas. Indikator utama murid Kristus adalah tetap dalam firman Tuhan. Terjemahan lain kata “tetap dalam firman-Ku” adalah “tinggal dalam firman-Ku”, artinya tidak ke mana-mana dari firman Tuhan. Kata “tinggal” juga dipakai Yesus ketika mengambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur di dalam Yohanes 15:1-8. Dia memakai kata “tinggallah di dalam Aku” sebanyak enam kali menyatakan pentingnya hal ini. Kata “tinggal” berbicara tentang posisi, tinggal di suatu tempat atau ketahanan, tetap tinggal apa pun yang terjadi. Kata ini menggambarkan sebuah relasi, yaitu hubungan kita dengan Yesus. Dia berkata kepada orang banyak itu, “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.” (Yoh. 8:37). Itulah akibat jika kita tidak tinggal di dalam firman Tuhan, yaitu membunuh atau mematikan kebenaran firman.
Tetaplah tinggal di dalam relasi dengan Tuhan melalui firman-Nya. Kita harus rajin membaca firman dan juga menghidupinya (tinggal di dalamnya). Apa pun situasi yang sedang kita alami, tantangan yang dihadapi, selalu bina relasi bersama Yesus dengan terbuka terhadap firman-Nya, melakukan apa yang difirmankan-Nya, apa yang harus kita ubah, tinggalkan, dan terima di dalam hati. Jika firman Tuhan menyatakan satu karakter buruk dari kita yang perlu diubah, jangan katakan, “Saya dari dulunya memang begini.” Jika firman Tuhan mengatakan jangan khawatir akan hari esok, berkatalah dengan yakin, “Aku percayakan hidupku kepada-Mu, Tuhan.” Mari tinggal di dalam firman-Nya.
Refleksi Diri:
- Bagaimana relasi Anda dengan Tuhan Yesus selama ini?
- Apakah ada firman Tuhan yang sering Anda tidak taati? Maukah Anda taat kembali kepada Yesus?